Part 2? elu emang sok eksis banget, sally !! * pfffttttttt
Hai, saya lupa bagaimana saya mampu membagi waktu antara acara buka puasa dan ibadah teranyar di ramadhan " Sholat Taraweh ". Okay, mengapa part 2 ? ini alasannya, ini ini !!! *nyeka kumis
Sholat taraweh adalah sholat yang tak pernah bisa dipisah dengan ramadhan. menurut mbah google, sholat taraweh adalah "Salat Tarawih (kadang-kadang disebut Teraweh atau Taraweh) adalah salat sunnat yang dilakukan khusus hanya pada bulan ramadan. Tarawih dalam bahasa Arab
adalah bentuk jama’ dari تَرْوِيْحَةٌ yang diartikan sebagai "waktu
sesaat untuk istirahat". Waktu pelaksanaan salat sunnat ini adalah
selepas isya', biasanya dilakukan secara berjamaah di masjid. - Wikipedia "
Nah, trik saya itu biasanya akan minta pulang sebelum jam 9 malam. Its mean jam 9 sudah berada dirumah. Estimasi waktu itu sangat dibutuhkan. Makanya selalu request tempat acaranya gak jauh-jauh dari rumah. Selain, emang seram kalau anak gadis malam-malam masih diluar. Jadi, pulang lebih awal itu banyak manfaatnya selain faktor keamanan, kita juga bisa lebih cepat istiahat dan tidak mengganggu ibadah lain di sepertiga malam apalagi bagi anak kosan yang mesti mikir buat acara sahur keesokan harinya. Nah, kalau sudah sampai dirumah ganti baju dan langsung dech jalanin sholat isya plus tarawehnya. Kalau saya biasanya pakai sholat taraweh plus witir yang 11 rakaat. Jadi, bagaimana saya membaginya ? Di awal tetap dengan sholat isya 4 rakaat dan ditutup dengan 2 rakaat sholat sunah rawatib. Selanjutnya baru saya mulai menjalankan sholat taraweh 8 rakaat karena biasanya saya melakukan witir sehabis sholat tahajjud. sebenarnya ada sebagian ulama yang mengatakan sholat witir langsung boleh nanti mau tahajud juga gak masalah. Tapi, kalau saya aneh, kan witir itu penutup jadi selalu diakhir. Nah, dengan pembagian yang demikian saya bisa tidur jam 10 malam. Jangan pegang HP lagi, langsung stell alarm dan berdoa langsung tidur. Insya Allah kalau bangun jam 3 sudah enakan kok matanya. Lagian kan kita jadwal buka puasa diluar itu gak setiap hari. Dengan waktu istirahat tidur yang lumayan tersita, trik bagi saya supaya gak tidur setelah subuh bersegeralah untuk mengambil posisi keluar rumah. Hirup udara pagi dan berjalan santailah sebentar saja *cukupkan udara untuk memasuki otak supaya gak ngantuk. Pulang kerumah mandi dan langsung sholat dhuha. Nah, biasanya setelah dhuha berakhir dan memebereskan untuk persiapan mengajar atau membuat bahan diktat saya tidur. Paling lama juga 1 atau 2 jam karena biasanya jam 10 saya sudah mulai aktivitas lagi. *Tips ini didukung oleh badan standarisasi nasional *Gayakkk hahahah
Kalian tahu bagaimana 10 hari terakhir adalah hari dimana semua orang ramai-ramai untuk melakukan I'tikaf di mesjid. Hari yang paling sangat saya tunggu. Seumur hidup saya belum pernah melaksanakan I'tikaf trus saya masih ingat betul yang disampaikan oleh guru ngaji dulu "Maka lakukanlah apa yang bisa dilakukan sekarang, mumpung masih single. Kalau mau I'tikaf gak mikir gimana ntar anak, makan suami gimana dsb ritme ibu rumah tangga". Jadi, karena mengingat hal itu saya berniat sekali untuk I'tikaf. Di kampung saya, belum pernah saya dengar kalau perempuan itu I'tikaf karena biasanya dikampung kami jauh lebih bahagia di sepuluh hari terakhir itu menyiapkan berbagai macam aneka kue kering *pffftttt. Mumpung masih dimedan, saya mau menjalankan target ramadhan tahun ini adalah I'tikaf. Setelah bertanya pada orang-orang sekaligus searching, hati memilih Mesjid Agung Medan.
suasana sesudah magrib |
Dan setelah mencari teman supaya gak sendirian, saya menculik Fika. Ya, saya mengenalnya dari salah satu teman dan akhirnya kami menjadi dekat. haha. Saya masih ingat betul bahwa, itu tepat di hari sabtu. Saya bilang sama Fika, kalau mesti dari sorelah kesana. Jadi, setelah membawa bekal yang luar biasa setelah mengajar dari rumah Diqa saya jemput Fika. Dan akhirnya, Sebelum ashar kami sudah mendarat disana. Setelah sholat Ashar kami melihat orang silih berganti masuk. Karena saat itu, kami belum jelas apa ada I'tikaf apa tidak.Setelah akhirnya saya kecewa karena ternyata I'tikaf hanya dilaksanakan dimalam ganjil. Jujur, saya cukup kecewa. Namun, kekecewaan itu diganti oleh suasana tenang. Bagi kalian yang pernah ke Medan, pasti tau letak mesjid Agung itu tepat bersebelahan dengan Mall yang ternama di Medan yaitu Sun Plaza belum lagi letaknya yang tepat di kantor pemerintahan SUMUT dan tepat dijantung kota Medan. Namun, malam itu terasa amat sangat syahdu. Saya benar-benar terlarut di dalam suasana damai. Belum lagi ketika berbuka ada sepasang suami istri yang sudah lanjut usia namun ampak mesra berbuka dengan bekal yang sudah disiapkan. Saling berbagi, saling beriringan ach intinya saya IRI. Saya pasangan tersebut sudah di atas 60 tahunan usianya. Oh ya, di Mesjid Agung juga disediakan takjil untuk berbuka. Jadi, kalau mau buka dan sholat disana disarankan untuk membawa bekal makanan berat. Kalau kami kala itu hanya membawa sebungkus roti coklat Sari roti. hahaha. Sambil nyobekin satu persatu roti tapi sambil ngelirik pasangan yang cukup fenomenal. Tanpa anak atau cucu, sesuap demi sesuap makanan habis. Ach, Pokoknya nanti sama suami harus bisa mesra seperti itu. Oh ya, bagaimana dengan Fika ? sayangnya badannya kurang sehat, jadi ya begitu lah. Kalau saya cukup sangat nyaman. Nyamannya itu Lahir batin.
Suasana sehabis Isya itu cukup syahdu. Setiap rakaat di tarawih kali ini cukup saya nikmati. Bahkan terkadang saya sambil berkaca-kaca menahan air mata atau terkadang sudah tidak mampu tertahan dan air mata pecah. Apa yang menyebabkan ? Ketika saya mendengar suara Imam yang begithu lantang dan cukup jelas bacaannya. Satu yang membuat saya lebih mellow adalah 2 shaf perempuan. Namun semua shaf itu terisi dengan ibu-ibu yang sudah berumur. Atau yang disebelah saya malah mesti ada bantuan kursi tapi masih mau sholat. Yang saya pikirkan adalah,begitu mudah saya meninggalkan sholat taraweh jelas itu hanya ada di ramadhan. Terus ada lagi yang bela-belain datang padahal naik angkot, ibu tersebut cuma bilang. Ibu kepengen sholat disini nak, setiap tahunnnya juga seperti ini. Disini setiap sholat taraweh itu 1 Juz. Jadi, kalau 30 Hari kita kan sudah khatam. Lah, kalau ibuk sendiri pasti gak bisa nak. Nah, saya ? atau ada lagi ibu yang beada disebelah Fika, Ibu tersebut bilang setiap malam minggu disini nak, Karena kan bapak Libur kerjanya. Sehari-hari ya di Mesjid dekat rumah. Tau dimana rumahnya ? di Deli Tua Ujung kebayang kan betapa jauhnya. Terus saya langsung sontak bertanya, ibu naik Mobil ? sambil tersenyum dia bilang kami naik Motor sama bapak. Apa alasannya ? Sama seperti ibu yang kedua. Dan, gak perlu alasan lebih banyak lagi kan mengapa saya bisa cukup sangat menikmati. Sesekali ada yang menggangu kekhusukan sholat. Tau apa ? Bau sate , Bau martabak dan makanan hidangan lainnya. Ya, tepat dimalam itu digelar acara malam Nuzulul quran oleh Propinsi SUMUT, jadi bisa kalian bayangkan hidangan itu baru boleh disantap selesai dari ceramah.
Barisan Jamaah yang terbidik kamera :) |
Ketenangan itu dimana ? Ku pikir Hati lah jawabannya. Bila ada yang berkata harta dan sekawanannya, Silahkan. Itu persepsimu jangan samakan dengan ku. Allah memang tak mengizinkan untuk I'tiqaf di tahun ini tapi diganti lebih dari itu. Saya cukup merasa sangat nyaman lahir bathin. Saya rindu I'tikaf dan semoga Allah memberikan izin untuk menikmati di tahun akan datang.
Sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengizinkan istri beliau untuk beri’tikaf. ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata,
كَانَ
رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يَعْتَكِفُ فِى كُلِّ رَمَضَانَ ،
وَإِذَا صَلَّى الْغَدَاةَ دَخَلَ مَكَانَهُ الَّذِى اعْتَكَفَ فِيهِ –
قَالَ – فَاسْتَأْذَنَتْهُ عَائِشَةُ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam biasa beri’tikaf pada
bulan Ramadhan. Apabila selesai dari shalat shubuh, beliau masuk ke
tempat khusus i’tikaf beliau. Dia (Yahya bin Sa’id) berkata: Kemudian
‘Aisyah radhiyallahu ‘anha meminta izin untuk bisa beri’tikaf bersama
beliau, maka beliau mengizinkannya.”
Dari ‘Aisyah, ia berkata,
أَنَّ
النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – كَانَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ
الأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللَّهُ ، ثُمَّ اعْتَكَفَ
أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf pada sepuluh hari
yang akhir dari Ramadhan hingga wafatnya kemudian isteri-isteri beliau
pun beri’tikaf setelah kepergian beliau.”
Dan, bagaimana dengan akhir cerita kami di Mesjid Agung ? Setelah mendapat begitu banyak pelajaran timbul satu ketakutan yang berlebihan, agaknya begitu. Saya memutuskan untuk pulang, walau pada saat itu Fika mendesak untuk tetap berada di sana. Satu pertimbangan kala itu adalah kami berdua wanita, dan pulang naik motor. Kebayangkan siap sholat aja udah jam 10-an githu, terus acara sudah mulai tapi ada sambutan GubSU, terus sambutan ini itu. Jadi, sekitaran 23.00- an kami pulang. Sudah sempat mencari orang yang arah jalan pulangnya sama, tapi hasilnya nihil. Waktu itu ada serang ibu yang berkata " ndak apa nak, inikan malam minggu jadi jalanan masih ramai ", walau demikian nyali saya tetap ciyut. Setelah Ustadz naik mimbar, kami lari ngacir tanpa menikmati santapan luar biasa harumnya.
Dan tidaklah muluk kalau saya mengatakan, ini menjadi pengalaman spritual yang cukup membekas dihati semasa menikmati ramadhan. Semoga Allah menginjinkan saya I'tikaf di tahun berikutnya, dan kalau Allah ngijinin sama pasangan halal, saya benar-benar bersyukur terus mau buat kayak couple legend seperti yang saya ceritakan di atas. Di saat orang lain memenuhi Mall, ada keteduhan yang tak terbayar oleh apapun disetiap sudut mesjid. Hai, bukankan Allah menjanjikan kebahagian bagi mereka pemakmur mesjid. Saya sudah merasakannya, Maka nikmat tuhan mana lagi yang kau dustakan ? Tak lah munafik diri ini, Apalagi yang kau cari kalau bukan KETENANGAN . Hai, Hati semoga tetap bersih dan semoga tetap tunduk pada Rabb pencipta mu. Aamiin Allahumma Aamiin
Salam hati yang Tenang, Rindu I'tikaf
Salvina
Komentar
Posting Komentar