Langsung ke konten utama

[ S E M A C A M ] P U N C A K

Kalian tahu bagaimana rasanya orang yang berada di hamparan padang pasir luas ? Yups, salah satu rasa yang mereka miliki adalah RINDU, Rindu apa ? Rindu akan jernihnya hamparan luas air yang melegakan dahaga :D  *romantis pagi hari :p 

Hari telah berganti, jam dentang yang entah berapa kali berbunyi penanda ia terus berjalan walau manusia diluar sana jumpalitan atau jijingkrakan. Dan entah berapa purnama berlalu tanpa ada tertinggal sedikit makna. Sampai pada akhirnya, ia hadir. Ia yang selalu dirindukan kehadirannya, tanpa ada pengeecualiaan. Tanpa pernah kau takut tak ada bahagian darinya, ia yang selalu menenangkan bukan merisaukan. Jiwa dan raga segenap organ yang telah mengikat satu menyambutnya " Hallo Ramadhan" 

Seperti cerita di post sebelumnya, ini bahagian puncak ramadhan tahun ini. Tahun dimana, Allah memberi tak tanggung-tanggung. Sekalipun nikmat tersebut dihitung oleh ompung sekaliber Albert Einstein maka hasilnya hanya nihil, karena matematika rabb ku jauh lebih kompleks dari sekedar matematis ilmu alam :D. Alhamdulillah, segala puji bagi engkau yang tak satupun dapat menyerupai dan menyamakan. Yang tidak beranak dan diperanakan. Ach, Kataku ini tak semanis cerita yang kau buat untukku. Sekedar ucapan terima kasih agaknya tak cukup untuk membalas segala yang indah dari Mu. Rabb, berkahkan umur untuk tetap selalu berada di jalan MU . Aamin

Belakangan ini, saya jadi lebih sering terharu. Entahlah karena apa. Entah karena hati yang memang lebih sering terenyuh karena hal yang baik dan berharap bukan karena iman di dada yang telah rapuh sehingga lebih banyak bersayup, hindarkan diri ini Rabb. Allah sebaik-baik tempat berpasrah. Itu kunci ramadhan tahun ini, saya yang gerasak-gerusuk dan lebih sering ngotot belajar untuk memasrahkan segalanya pada Allah tapi bukan putus asa. Karena terkadang pasrah itu beda tipis dengan putus asa. Hanya sedikit berbagi pengalaman tapi bukan tips dan triks :p, karena kok kayaknya deskrip pasrah enak banget kan ? hihihi. Menjalankan segala sesuatu yang bukan kebiasaan itu sulit. Tegas, saya katakan sulit !! Wong yang biasa aja kadang suka lupa, ya karena memang salah satu sifat manusia itu lupa. Menurut yang saya jalankan, supaya mudah untuk membuat yang tak biasa jadi biasa itu adalah sering mengingat hasilnya :). Praktisnya seperti pada saat menjalankan pasrah, saya lebih sering mengingat hasil yang indah yang pernah saya dapatkan. Menjalankan sesuatu yang baik itu lebih banyak godaannya, untuk mengatisipasi kekerasan hati seringlah mengingat hal yang indah dan teruslah meminta pada Allah untuk selalu didekap dan ditunjukkan jalannya sama satu lagi, berdoa untuk dijauhkan dari kekerasan hati. :D * Okesipp !! 

Puncak kepasrahan diramadhan itu adalah diizinkan untuk bisa menjalankan I'tikaf di Medan. Siapa yang bisa menyangka, padahal kalau dipikir-pikir segala pekerjaan tersebut akan habis selaras dengan anak-anak libur sekolah dan saya akan mendap dikampung. Sebelum ramadhan saya sudah berdoa, untuk diizinkan I'tikaf, mengapa di Medan ? Karena, saya tidak pernah mendengar di tempat ayah dan ibu saya tinggal ada I'tikaf yang menyediakan untuk perempuan :D. Kenapa harus ke Mesjid ? Saya yang pemula harus memulainya dengan orang lain, karena saya yakin kalau saya sendirian pasti kacau hasilnyya. Eh, namanya juga I'tikaf kan ? kan artinya itu " Berdiam diri di dalam masjid dalam rangka untuk mencari keridhaan Allah SWT dan bermuhasabah (introspeksi) atas perbuatan-perbuatannya - https://id.wikipedia.org/wiki/Iktikaf " Jadi, kalau mau di bilang I'tikaf, ya harus ke Mesjid donk ya :D *Piss

Saya masih ingat jelas, kejadian tahun lalu dimana saya datang terlalu cepat. Walhasil I'tikaf tiada, tapi kami berkesempatan mengikuti perayaan malam Nuzulul Quran :D. Dan tahun ini, saya juga telah menyusun siasat. Pilihan tetap jatuh pada mesjid Agung Medan. Ach entahlah, rasanya hati ini telah benar jatuh cinta di mesjid ini :D. Ingat jelas kala itu adalah malam pertama I'tikaf di mesjid agung, malam ke-23. Kejadian itu siang, setelah pulang ngajar. Saya yang berusaha mengajak Cindy. Cindy dalah seorang wanita masa kini, teman main , teman seperjuangan dan yang pasti saat ini adalah teman berbagi keluh dan kesah :p *jaga rahasia ku cen :D. Cindy yang didatangi sampai ke rumahnya, lebih memilih untuk mengerjakan orderan kue hari raya, dibanding menemani saya untuk i'tikaf :'(. tapi, karena masukan cindy juga akhirnya saya punya kawan :D. Yes, satu wanita yang juga masa kini, teman sepermainan, teman seperjuangan yaitu Hilda. Agaknya, 2 wanita manja masa kinilah yang menemani saya di negeri perantauan. Tapi, jujur saya terekejut sejenak sesaat saya menghubungi hilda, dan dia menerima permintaan saya;D * Ach, Cantikkk, mamacihh :D

 Hiyy There, I am doing I'tikaf :D
Perjanjian dimulai sore hari sebelum berbuka puasa, Jadi janjinya hilda lah yang menjemput saya ke rumah :). Sore hari yang mendekati waktu berbuka puasa, sepeda motor dilaju begitu kencang karena takut gak kebagian tempat untuk berbuka. Benar, sampai diparkiran sepeda motor yang sudah penuh kami harus berlari lagi masuk kedalam bagian mesjid dan seperti yang telah terduga, tempat kami begitu istimewa dibagian atas dengan makan dan minuman yang ringan sekali *Sudah kehabisan jatah yang berat :D. Tapi, emang rejeki anak sholehah, dipenghujung kami akan beranjak pergi untuk menunaikan sholat maghrib berjamaah salah seorang dari jamah mengulurkan satu cup plastik berkuran besar yang berisi bubur kacang hijau dan beberapa bungkus biscuit yang isi 3-4/sachet. Alhamdulillah 

Suasana disana, penuh dengan para jamaah. Baik itu dibahagian perempuan maupun laki-laki. Padahal kalau dipikir-pikir itu keesokan harinya masih hari kerja :D. Selepas sholat maghrib, kami lanjut menyantap bontot. Maklum, saya sedang membawa orang dalam keadaan asam lambung pada stase akut :'(. Selesai makan, clengak-clenguk ternyata orang-orang yang mau i'tikaf itu ramai sekali, saya mah rasanya itu tetap berbunga-bunga, pentingnya bunga-bunga ajalah :p. Masuk sholat isya yang diikuti dengan sholat taraweh berjamaah sebanyak 23 rakaat. Bacaan ustadz nya itu kayak imam masjidil haram. Kerenn bangettttt. 23 rakaat berlalu dengan hati yang tetap berbunga-bunga. Yang pasti sholat taraweh itu baru berakhir hampir pukul 10.30. Tapi, saat itu yang saya rasakan hanya haru, saya kebayang sedang sholat di masjidil haram, Serius !. Oh ya, isi jamaah perempuan didominasi dengan orang tua, dan mereka itu datangnya bersama-sama orang sepengajian Ringkasnya mereka datang bergroup :D. Namun, sepanjang waktu selesai maghrib sampai taraweh setiap ada ibu-ibu yang saya hampiri untuk bertanya tentang i'tikaf akan diakhiri dengan curahan hati para ibu-ibu tersebut. Terkadang saya hanya tersenyum, soalnya saya gak mendengar dengan jelas apa yang disebutkannya :D *Mahaapp. Ada satu curahan hati seorang ibu-ibu yang sudah paruh umur sebut saja dia nenek-nenek, eh tapi ibunya cuma satu jadi cukup nenek aja :D, kata yang keluar spontan dengan seyum yang merekah diakhir pembicaraan kami itu adalah " sampai lupa minum obat jantung, saking semangatnya" Ach, nenek unyu bangettttt *terharu. Itu salah satu curahatan dari salah satu ibu yang mengajak saya bicara. :D. Ada lagi, ibu-ibu yang bertanya seraya kami berjalan keluar selepas sholat taraweh, " Mau I'tikaf ya ? itu sudah pakai jacket untuk persiapannya * Sambil nunjuk hilda, yang sudah mengenakan semua alat tempur * :D. Di luar saya sempat bertanya sama hilda, "Kayaknya semua ibu-ibu itu matanya ke kita ya ? Atau itu hanya perasaan saya saja ? :D. Sambil tertawa sok mantap, Hilda juga membenarkan pernyataan saya. Ach, Para jamaah sangat mengakaui kalau kami ini " So well" Buat jadi mantu kali yak. wkwkw :p 

Oh ya, Ada beberapa ibu-ibu yang tahun lalu saya jumpai dan saya masih mengingat jelas wajahnya, juga masih ada. Tapi sayang, saya tidak menjumpai couple legendaris yang asli buat baper. :'(. Selepas taraweh ada waktu hampir 1,5 jam untuk istirahat sebelum nantinya proses i'tikaf akan dimulai tepat jam pukul 12.00 malam. Menunggu waktu tersebut, kami habiskan waktu beberapa menit untuk mencari air panas buat nyonya hilda supaya bisa menyedu susu sebagai terapi penyembuhan asam lambung yang telah akut. Dan, alhamdulillahnya, pak satpam yang juga sekaligus sebagai pejabat teras kepanitiaan i'tiqaf mesjid agung yang juga bapak yang sama yang saya tanyai tentang i'tikaf tahun lalu, itu baik sekali. Dengan mengarahkan tangannya ke arah ceret listrik dan memberikan instruksi "itu sebentar lagi lampunya akan merah, yang menandakan bahwa air sudah panas dan bisa di ambil", bapak yang juga menyapa kami dengan ramah, sambil bertanya "sudah punya buku i'tikaf nak"? ach, bapak tersebut menjadikan kami orang yang pertama diberinya buku pedoman i'tikaf :D, Terima kasih Bapak *Peyuk-peyuk*. Sambil menunggu nyonya hilda menyantap susu di bagian teras mesjid, saya mebuka bekal aneka-aneka kue kering hasil produksi dari nyonya cindy. Kami dibontotin sekotak tupperware kue kering yang didalamnya dititipkan cinta dari nyonya cindy dan semoga nyonya cindy di ramadhan berikutnya juga menjadi bagian dari kami untuk bisa bersama-sama merasakan jadi "putri indonesia semalam, sebab semua mata tertuju pada kami " wkwkw :p . Oh ya, sambil saya menyantap, ibu-ibu yang seliweran nyeletuk "sudah hari raya duluan ya nak " atau ada juga yang duduk bersama menyantap bontot tersebut sambil bertanya, " Kuenya, buat sendiri ? sambil tertawa kami hanya menjawab itu Produksi teman kami buk . *sekalian jualan :P 

I'tikaf dimulai, sesuai dengan buku pedoman yang telah disusun oleh panitia. Isinya itu kalimat tasbih, dan hampir mirip dengan isi alma'surat dzikir pagi dan petang. Imam yang memimpin juga, buat sedih. Suaranya parau, tak pelak membuat orang-orang yang berada di sekitar saya tepatnya, meneteskan air mata. Itu mungkin yang menyebabkan saya lebih sering menteskan air mata selepas i'tikaf, mungkin instropeksi diri. Kalau melihat isi yang Itikaf itu sudah tua-tua, sudah banyak sekali nikmat yang diambil Allah, Terus kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang mampu secara materi, atau ada juga yang sudah tak mampu lagi berdiri atau duduk kokoh dan memerlukan alat bantu seperti kursi misalnya. Mungkin yang buat hati saya miris itu adalah, saya yang masih bugar, tak memiliki materi yang berlimpah dan tak perlu alat bantu apapun untuk melaksanakan ibadah masih suka lalay. Dan selama ramadhan di Medan, saya lebih memilih untuk sholat di mesjid dekat rumah dengan berjalan sendirian. Yang saya dapatkan itu juga sama, kebanyakan jamaah mesjid adalah orang tua, dan sudah menggunakan alat bantu. Saya suka bercermin ke diri sendiri, hal apa yang sudah saya perbuat sampai saya terkadang lebih suka melakukan hal dunia ketimbang akhirat. Salah satu potongan kultum pengantar sholat taraweh yang masih saya ingat jelas adalah "... Ketika berdoa kita menyebutkan " berilah kami kebaikan hidup di dunia dan kebaikan hidup di akhirat ", Namun coba bayangkan apakah yang selama ini kita kerjakan ? Mana yang lebih lama ? Untuk dunia atau untuk akhirat ? Sambil mengelurakan suara yang berat ia menimpal dengan bahasa "Githu kita minta kebaikan di akhirat ? .. " Begitulah kalimat penutup di hari terakhir melaksanakan sholat teraweh. Dan isi mesjid seketika banjir, Banjir air mata. Sambil menenangkan ustadz tersebut menyebutkan " Semoga kita masih diberi kesempatan untuk bertemu di Ramadhan berikutnya . Aamiin ". Semoga inilah yang menjadikan saat ini mata lebih sering sembab, lebih sering mengingat nikmat yang diberikan Karena begitu banyak orang yang kurang dari diri namun luar biasa untuk masalah ibadah . Aamiin

Bagaimana Akhir kegiatan I"tikaf di bagiaan pertama ? setelah semua sapuan air mata berakhir dipukul 01.30 , para peserta diijinkan untuk beristirahat. Maaf saya bukan sok jadi orang munafik, tapi memang saya gak bisa tidur. Hilda, yang memang tak mampu lagi membuka bola mata, akhirnya terpukau lemas karena memang kondisi badannya kini tak setegar yang lalu :D Saya sempatkan iseng untuk memfoto para pencari lailatul qadar malam itu . Saat semua terkulai lemas tak berdaya, tapi ada satu ibu yang masih melantunkan ayat suci alquran. Ibu itu adalah, ibu yang tepat berada di sebelah saya sholat tahun lalu. Ibu yang masih sangat jelas wajahnya terekam dibenak pikiran saya. sayangnya kami sudah tak lagi bersebelah, kami ujung-ujungan jadi gak tertangkap dengan kamera .
sesaat setelah proses pertama berakhir
Sambil menunggu pukul 03.00, saya sempat beberapa kali merebahkan badan namun hasilnya nihil. Kalau dilihat dari foto masih ada space untuk merebahkan diri. Tapi nyatanya itu, tak ada space untuk merebahkan. Karena kepala bertemu dengan kaki, kaki bertemu dengan kepala. Biasa dirumah satu tempat tidur jadi agak riweh dengan tempat yang minimalis. Sambil menunggu saya coba membuka Al-quran sambil mentadaburi artinya. Apabila terasa mengantuk saya berlari kekamar mandi dan mengambil wuduk. Mungkin bisa sampai 3-4 kali saya mengulang wuduk akibat kantuk yang tak tertahan lagi. :D.Pukul 2.30 panitia sudah recok membangunkan para peserta, tepat pukul 03.00 season kedua dimulai dengan sholat tahajud 8 rakaat dilanjutkan dengan membaca buku pedoman yang berisi kalimat tasbih. 10 menit sebelum berakhir para panitia sudah sibuk membagikan makanan sebungkus nasi campur dari salah satu kedai nasi padang ternama yang ada dimedan. Aichmakkk sedapp nian I'tikaf kali ini :D:). Serius, saya benaran nagih :D :)

Pukul empat lewat githu, saya dan hilda keluar, untuk makan. Dan lagi-lagi kami gak kebagian teh manis hangat. Saingan mamak-mamak, ya kalau mau menang harus lebih strong dari mamak-mamak tersebut :p. Well, karena nasi masih agak hangat saya pun tak mempermasalahkan. Wong, air mineralnya banyak kok :D. Tapi akhirnya hilda harus menyedu susu dengan air dingin :'(. Nah, kalau dipikir-pikir ini adalah makan sahur ternikmat sepanjang masa :), gk tau kenapa namun begithulah adanya. Adegan baper juga disini kadang buat arghhhhh. Saya memang tak berjumpa dengan couple legendaris tahun lalu, tapi saya lebih banyak menjumpai couple-couple legendaris asli buat baper, contoh keluarga madani :D. Ada sebuah keluarga kecil dengan 3 anak laki-laki yang ganteng-ganteng dengan kulit putih bersih. Tiga bersaudara itu tidak terlalu berjarak paling jauh juga jarak mereka 2-3 tahun, yang paling besar juga palingan kelas 5 SD. Mereka berlari-lari dengan menggunakan baju gamis arab warna putih dan ada yang abu-abu. Mereka berkeliling mengitari ayah dan ibu yang sedang menyantap sahur. Yang buat baper itu adalah, melihat canda tawa keluarga tersebut esspecially for their parents. Tertawa-tawa karena dua yang sulung sibuk menjahilin adik terkecilnya, sambil sibuk mengurusi baju gamis yang mereka kenakan. Terus ada lagi sebuah keluarga yang memiliki satu anak laki-laki tunggal yang sudah dewasa, itu anaknya baik banget. Ngebawa semua peralatan dangdut ayah dan ibunya sambil menunduk, padahal kalau wajahnya itu gak jelek kok. Katagori laki-laki sudah masuk menengah keatas, terus yang buat terkesima suara ibunya yang begitu lembut tambah gandengan tangan si ayah untuk ibunya . *Gandengan sweet itu kalau sudah halal kan ? :p. Sebelum pergi I'tikaf salah satu manusia yang telah saya anggap seperti kakak saya sendiri bilang " Dek, kamu ngapain I'tikaf, mau cari jodoh ? *Jeplak ", Eh, setelah mendengar alasan mengapa ia menyebutkan hal demikian " Jadi, menurutnya I'tikaf itu tempatnya orang cantik dan ganteng yang gak pernah keluar malam , So bisa dibayangkan hal terakhir ini adalah hal yang menyenggol kata-katanya. Jadi, tepat disebelah kami duduk ada sekumpulan para lelaki yang seumuran dengan kami kalaupun diatas palingan hanya 2 atau paling jauh 3 tahun. Jadi, beberapa kali hilda merasa risih dengan lirikan para lelaki tersebut. Bagaimana dengan saya ? Saya sudah berada tepat membelakangi mereka. Well, benar juga kata si kawan tersebut. hahah. Hilda yang merasa sangat risih  bergegas menghabiskan makanannya namun saya pikir itu baik adanya, karena hilda makannya itu luamaaaa bangettttt, persis 33 kali kunyahan daari kiri dan kanan :p. Okesippp, berakhir cerita awal i'tikaf ini ? Tidak !!

Selepas sahur, sholat berjamaan subuh. Dan serius mata saya sudah clangsurupan. Berakhir sholat subuh ditutup dengan ceramah pagi ba'da subuh. Sempat beberapa menit saya memejamkan mata, dan itu asli tertidur. Hilda yang berada dibelakang saya, hanya tertawa-tawa bahagia mengejek saya. Saya terbangun akibat, suara ustadz yang tiba-tiba meninggi entah sebab apa. *lariii. Memang benar, kata teman saya seorang medical doctor, dia menyebutkan kalau obat gak ngantuk itu dikejutkan oleh sesuatu sehingga membuat semua organ tubuh berlaku tegar seperti biasa, dan kita terhindar dari rasa kantuk :P. Well, kalau mau tau kondisi ceramah ba'da subuh itu, hanya sebagian dari jamaan perempuan yang masih duduk mendengar ceramah, selebihnya semua telah berbaring. Saya yang kala itu telah duduk kokoh memilih untuk membaca Al-quran. Saya seperti kejar target membaca Al-quran , mengapa ? Sebelum saya pergi I'tikaf bacaan alquran saya itu hampir khatam, persis 3 juz lagi dari 30 juz yang ada.

Sesaat berakhir ceramah dari sang ustadz, sesaat pula para jamaah mengosongkan mesjid. Saya sampaikan pada hilda kami keluar jam 7, soalnya hari masih terlalu gelap untuk kembali kerumah. Hilda memilih untuk beristirahat dibelakang, sedang saya melanjutkan bacaan al-quran yang sedang sedikit lagi. Sambil saya berdiam, para panitia dengan menggunakan pengeras suara memberikan pengumuman untuk tidak tidur di dalam mesjid dan para peserta diperintahkan untuk pulang karena mesjid harus dibersihkan. Sontak hilda melirik ke saya, disini kepasrahan tersebut terulang . Saya hanya memberi kode pada hilda untuk duduk saja disebelah saya, sedang saya melanjutkan bacaan al-quran yang sedikit lagi sambil memohon saya tidak kena gusur dan bisa menamatkan bacaan sampai waktu dhuha. Dan alhamdulillah, Saya Khatam :D. Dan mungkin ini juga salah satu alasan mengapa saya berbunga-bunga, Di i'tikaf pertama diiringi dengan khatam Quran. Dan bisa berdiam diri sampai waktu dhuha. Hai, bukankah melakukan I'tikaf dan melanjutkannya sampai waktu dhuha, pahalanya setimpal dengan sholat di masjidil haram ? Dan, itu pula pesan terakhir yang disebutkan oleh penceramah ba'da subuh. Alhamdulillah Alhamdulillah Alhamdulillah.

Saya pulang mau lompat-lompat, guling-guling. Di atas sepeda motor, saya senyum-senyum sendiri dengan mata yang berkaca-kaca. Allah selalu memberika yang dibutuhkan,diwaktu yang tepat dan yang terbaik menurutnya bukan menurut kita. Maka nikmat mana lagi yang kau dustakan , sally ??? Alhamdulillah

Sepanjang perjalanan yang pasti kan berujung,
Di ujung yang pasti sendirian 
Semoga ditemani dengan limpahan iman
Hingga akhirnya bukan tentang akhir tapi tentang bekal

Sepanjang 10 hari terakhir saya berusaha mengisi dengan hal yang baik. Dan disetiap malam ganjilnya diisi dengan Itikaf, jadi ceritanya semacam safari itikaf. Sempat ke mesjid Al-Jihad tapi karena datangnya juga rombongan yang didapat bukan pengalaman spritual tapi "Menjahili-dijahili-terjahili" perginya sama rombongan kawan-kawan yang gak penting sedunia, yang rempongnya gak ketolongan, Ach saya rindu "sengklek" ;p. Di malam terakhir ganjil ditutup dengan mesjid Al-musabbihin. Perginya dengan genk yang juga cucok rempong, heboh tambah lagi dimesjid ini gak diisi dengan agenda yang penuh seperti al-jihad dan mesjid agung Jadilah, kesana-kemari. Sampai pada jamnya 2.30 dimulai sholat tahajud 8 rakaat dan ditutup dengan muhasabah. Sedih sich tapi tetap gak sesedih di mesjid Agung. Dan, mungkin panitia kurang persiapan sebab makanan sahurnya kurang. Asli sahur kali itu hanya makan nasi sebungkus berdua. Satu yang paling tidak saya sukai adalah adanya perbedaan. Ya, Mesjid Al-musabbihin adalah mesjid dari salah satu perumahan elite di Medan, jadi untuk makanan para peserta dibedakan dari para penghuni komplek perumahan dengan orang yang datang dari luar. Sampai pada detik akhir mau berakhir waktunya sahur kawan-kawan masih ada juga yang belum kebagian makanan. Namun berbeda dengan peserta itikaf mesjid agung dan mesjid al-jihad yang didominasi orang tua, peserta itikaf di mesjid al-musabihin kebanyakan para pemuda-pemudi. Yes, lebih tepatnya para peserta adalah mahasiswa USU, karena mungkin jarak yang lumayan dekat dengan kampus. Kalau salah seorang peserta dari genk cucok rempong saya " Dek, mesjid ini itu tempatnya para dokter muda yang sholeh dan ganteng " *pretttttt. --- > Itu kata mahasiswa FK sendiri :p. Overall, yang pertama itu emang luar biasa petjah !! Buat nagih lagi :) :* Harapan saya, ramadhan berikutnya sudah bukan di negara ini I'tikafnya dan sudah tak lagi sendiri :). Aamiin

Sebagai penutup saya, ada wajahtuwajahiya a.k.a wajah kedua sahabat saya, yang menjadi highlight pada tulisan diatas. *P.S : ini photonya diambil setelah nonton film AADC 2, bukan setelah Itikaf. :p

Dari Kiri --- > Cindy , saya dan Hilda
P.S : Jadi, paham donk kenapa hilda menjadi pusat perhatian sekumpulan para pemuda yang ada di mesjid Agung :p










Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gadis Ponorogo

Kalian pernah bertemu dengan seseorang yang sangat menginspirasi ? Apa ? Belum ? hahah. Berarti kalau githu, saya duluan. Maksudnya saya duluan bertemu dengan orang yang seperti itu tak kurang dari 30 hari. Eitss, ini bukan 30 hari mencari cinta, namun ini 30 hari mencari jati diri dengan tujuan luhur menjadi manusia yang hakiki dengan kepribadian yang tinggi :))) *Tampang kece :)  30 hari terakhir ini, saya sangat bersyukur. Dikelilingi oleh orang-orang yang luar biasa. Terkadang saya suka mikir, bahwa diri ini selalu jauh dari syukur nikmat. Ingin rasanya, mengulang ke waktu lalu dan manarik kembali kata-kata yang penuh dengan kepesimisan setelah bertemu dan berada pada lingkaran yang luar biasa ini. Terlalu banyak intro, takutnya jadi gak penting terus nambahin dosa para reader karena bersumpah serapah pada tulisan gak penting ini !! *Tampang kece lagee :))) Beberapa hari yang lalu, salah satu dari mereka sebut saja namanya melati. Eh salah dink, Namanya Trisna Ari Rosinta

Post Paksaan #Eh

Dapat mention dari nyonyah yang kini berbeda pulau :p, Kata nyonyah, suruh tulis 17 resolusi baru di 2017, tapi saya lelah mikir resolusi. Saya mah siapa, Ngejalani sesuai norma yang berlaku aja sudah syukur, boro-boro mikir resolusi, Hidup sudah berat nyah !! Ditambah tugas dari nyonyah jadi tambah berat. hahaha Setelah beradu pendapat sengit, bersama nyonyah dan tuan diputuskan kalau diganti dengan 17 fact about me, terus di screenshoot di I.G setelah itu mention orang yang diinginkan. Pertama, saya tak ingin me-mention karena tak ingin di-mention :p. Deadline 2 hari setelah mention untuk pem-blogger amatiran kayak sayah adalah tenggang waktu sekarat urat nadi *lebay. Tapi nyonyah dan tuan suka maksa, mention tidak berkesudahan, dari pada punisment mending ditulis aja apa maunya. Ini pernyataan gak penting yang gak perlu dibaca seharusnya :p 17 fakta Unik Sally !!  Mari Di Mulai .. Nama saya Sally Irvina Ritonga lahir di padang dan hasil persilangan gen bapak Iriansyah

Hari #1

Saya kira, menikmati makanan enak itu adalah hak bagi segenap manusia yang ada di muka bumi. Jangan takut kalau mau makan, jangan sok kayak model papan atas yang mewajibkan punya ukuran badan yang minimalis supaya indah di pandang. Tapi kan gak semua manusia punya tuntutan yang seperti demikian, contohnya saya ! kwkwkw  Bisa makan dengan nikmat, selain butuh uang untuk menyediakan hal tersebut kita juga butuh dana untuk merawat tubuh supaya tidak sakit. Coba bayangkan, andai tersedia jejeran makanan yang lezat nan nikmat kalau kita sendiri tidak dalam keadaan baik misal demam, meriang, menggigil bisa di pastikan makanan nikmat tersebut tiada artinya.  Nah, sekarang coba lagi diperhatikan setelah uang dan kesehatan, saat menikmati juga butuh teman biar bumbu di makanan yang tadinya kurang garam sedikit, atau kurang micin sedikit jadi makanan sempurna yang ketika di telan. Bak katanya, teman yang mendampingi itu seperti micin alami ciye ciye ciye  1. Uang  2. Kesehatan  3. Teman  Terakhi