Merdeka Merdeka Merdeka
Ciyee Ciyee Barakallah Fii umrik Indonesia :). Yups, ini kali ke-71 Indonesia merayakan kemerdekaan selepas dijajah Belanda 350 tahun dan diikuti oleh Jepang selama 3,5 tahun.
Kalau bercerita tentang perjuangan rakyat Indonesia untuk merebut kemerdekaan dari penjajah rasanya sudah pada tau dan paham, sedari SD juga sudah mendapatkan pelajaran tentang sejarah Indonesia. Bukan saya sok sombong gak mau bahas namun mendengar kata " Sejarah " saya selalu akan mengingat tentang dosa terhadap guru waktu jaman putih abu-abu. Saya tidak paham, apa alasan yang dipilih oleh wakil kepala sekolah bidang kurikulum SMA kala itu, kami yang memang jelas anak " IA = Ilmu Alam " masih tetap diberikan pelajaran tersebut walau status kala itu sudah pembagian jurusan. Pelajaran " IA " itu sangat menguras tenaga dan pikiran ditambah lagi guru yang juga tak kalah ribetnya :), mengundang saya dan teman sepermainan kala itu menjadikan jam pelajaran sejarah sebagai "wahana bermain", ya benar : wahana menenangkan kepala, ajang anjang sana dari satu meja ke meja yang lain untuk sekedar bergosip atau malah sibuk dengan pekerjaan lain. Bagaimana dengan nasib guru sejarah ? Kami bahkan hampir tak pernah menganggapnya berada di dalam kelas. Mahapkan atas segala kekhilafan saya kala itu, dan Insya allah saya masih mengingat petuah salah satu bapak Proklamator " Ir. Soekarno" -- >> JAS MERAH " Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah".
Dan, tepat di tahun ini usia Indonesia sudah menginjak 71 tahun dan kalau di ideologikan dengan umur manusia sudah bisa dikatakan " TUA ", sudah banyak pencapaian yang di gapai, sudah banyak makan " asam garam " kalau kata orang tua. Bagaimana dengan Indonesia sekarang ? Dan bagaimana para generasinya ? saya tidak ingin mengulasnya ! 71 tahun bukanlah waktu yang singkat, bukanlah waktu yang sekedip mata langsung berubah. NKRI itu harga mati, walau diluar sana terlampaui banyak pergolakan di bumi yang telah menua. Kalaulah NKRI harga mati berarti Merdeka juga harga mati. Merdeka bukan hanya sekedar lepas dari penjajahan negara lain, bukan hanya sekedar negara tersebut telah diakui kedaulatannya. Jadi, di usia nya kini yang telah menua saya mencoba sedikit menulis apa arti kata " MERDEKA " untuk saat kini.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI ), kata merdeka diartika sebagai -- >>
" Merdeka/mer·de·ka/ /merdéka/ a 1 bebas (dari perhambaan, penjajahan, dan sebagainya); berdiri sendiri: sejak proklamasi tanggal 17 Agustus 1945 itu, bangsa kita sudah --; 2 tidak terkena atau lepas dari tuntutan: -- dari tuntutan penjara seumur hidup; 3 tidak terikat, tidak bergantung kepada orang atau pihak tertentu; leluasa: majalah mingguan --; boleh berbuat dengan --;-- ayam ki bebas merdeka (dapat berbuat sekehendak hatinya) "
Menelisik sesuai KBBI saya merangkum kalau merdeka itu : " BEBAS ". Bebas disini bukan sekedar lepas dari segala hal. Bebas disini adalah Bebas yang bertanggung jawab. Merdeka menurut saya adalah : " Ia yang mampu diberi ruang untuk bebas memilih dengan alasan masing-masing dan tidak lari akan akibat yang ditimbulkan sekalipun buruk ". Jadi dengan harapan tidak ada pengkotak-kotak yang berlandaskan suku dan agama . Oh ya , satu lagi " Gender " namun ini conditional
Merdeka berarti bebas. Bebas memilih untuk bependikan tinggi
sekalipun itu wanita tanpa harus ada embel-embel " setinggi apapun
pendidikan, wanita hanya berkutak pada ' kasur dan dapur' ". Seperti
kata mbak dian sastro " entah jadi apapun nanti, wanita haruslah
berpendidikan ". Saya punya prinsip " bahwa wanita adalah sekolah
pertama untuk anak-anaknya, dan ia adalah makmum dari seorang imam yang
notabene imam itu adalah laki-laki. Dengan pola pikir yang demikian saya
berharap dapat mencapai cita sampai jenjang doktoral dengan tidak
melewati norma terkhusus agama. Please , untuk berkata " wanita yang
memiliki pendidikan tinggi gak laku, karena lelaki pada minder " saya
yakin dan percaya, siapapun lelaki itu pastilah berkeinginan memiliki
pasangan yang pintar. Pintar juga bukan berarti harus doktor atau prof, Pintar menurut saya adalah "seimbang". Mampu membagi, berbagi dan
terbagi bukan "dibagi".
Dengan usia mu yang tak lagi muda, harapan terbesar adalah : Semakin tua semakin berkah ; Berkah penduduknya, berkah negaranya dan berkah pula pemimpinnya. Jayalah Indonesia Ku :)
Komentar
Posting Komentar