Langsung ke konten utama

Sekejap, To Be a Good Observer !!

Kalian pecinta buku ?
Kalau kalian pecinta buku pasti gak asing lagi bukan? dengan salah satu toko buku yang terlengkap  khususnya di kota ini. Ya, kota kebanggannya orang batak, Medan. Horasss !!!
Sebut saja nama toko buku itu Gramedia. Tenang saja, saya tidak medapat honor atas pengiklanan yang sangat disengaja oleh toko tersebut atau apalagi bermaksud untuk mengulas sejarah berdirinya yang telah memiliki beberapa cabang di beberapa kota besar di Indonesia. :D

2 hari yang lalu tepatnya di minggu sore berderinglah si HP sisa perjuangan. Isinya sich ngajak jalan di hari senin. Ntah memang gak punya jadwal, atau gak punya teman atau yang parahnya emang karena di hari-hari terakhir ini hanya dihabiskan waktu dengan tumpukan buku-buku usang yang telah lecek akibat pembantaaian masal jadi udah mumet mau cari suasana baru. Dan secepat kilat membalas ajakan dengan gampangnya 'hayuukkk' tanpa berpikir mau kemana dan jam berapa, yang penting mah hayuuukkk aja :D

Senin pagi, suara motor itu telah berkumandang dan sesaat kemudian pun motor dengan warna merah telah mendarat indah tepat di depan rumah. Karena masih pagi, lokasi yang ingin di tujupun dirubah dengan sebelumnya menunggu rambut ini tak lagi basah maklum abis berbenah kepala *dibaca keramas*. Tujuan awal pastinya mencari pertolongan pertama bagi perut yang tak diisi. Dan, Ayam jingkrak plus makanan penutup Pancake durian yang menjadi pilihan untuk mendarat di lidah yang masih Indonesia banget :D

Sipp, jam 14.00 kami mendarat diparkiran dasar di sebuah hotel dimana toko buku tersebut membuka lapak. Tujuan luhur untuk mencari inspirasi dalam pembuatan outlines penelitian pun dimulai. Ntahlah, mungkin hari-hari terakhir ini, slogan saat masih nyandang status mahasiswa bersemi kembali "Every day is Paper day".  Saya sendiri bingung, kenapa di luaran sana untuk melanjut studi, punya isyarat yang sangat menyentuh otak gue kebangetan dan terlampau merusak kenyamanan hidup si pengangguran ini :'( :'(

Akibat pilihan yang lagaknya itu mau 'out of the box' yang tadinya bercita penuh budi menjadi pendidik di salah satu jurusan dengan disiplin ilmu ''medicine'' berubah jadi cita garang bak pelaut ulung yang banting stir 360 derajat jadi konsultan ntah konsultan apapun itu, semoga tetap bisa jadi Ibu yang baik dan istri yang sholehah *aamiin*:D.

* Gambaran sally dikemudian hari :D

Eco Industrial Park itu mungkin sejenis makanan ringan atau mainan bebek-bebek yang kalau di tekan bisa ngeluarin suara dengan akibatnya para anak-anak pun akan tertawa lepas. Yah, keyword itu yang menginspirasi untuk memulai perjuangan memburu cita. Ntah mengapa itu yang dipilih, ntah otak malas mikir yang berat-berat karena dipastikan gak kan ada sederetan rumus yang menggunung atau analisis distilasi apalagi analitik kimia dengan segala perlakuannya. Sedikit trauma dengan gabungan dua ilmu itu, bayangan penelitian S-1 masih sangat segar diingatan hanya karena berlagak sok jadi cucu opa Albert Einstain. Ach, KimFis bukan aku ingin menghianati mu tapi kau lah yang membuat ku patah hati karena cintaku bertepuk sebelah tangan atau mungkin lebih tepatnya kapasitas otak saat itu tak memadai untuk berdekatan dengan mu.

Mencari inspirasi boleh saja sampai ke toko buku, tapi bukan berarti saya harus membelinya kan ? haha. Maklumlah, sekarang apa-apa mesti mikir hingga beribu kali, uang tabungan yang dikatagorikan "kurang" lah menjadi alasan mengapa demikian pelit dan medit atas nama shopping sekali pun untuk benda berkelas yaitu 'buku'. " Beribu jalan menuju Roma " dengan mengingat petuah tersebut kuputuskan untuk memotret bagian daftar isi, terus ntar googling aja. Percuma kan ya, anak kekinian yang penuh dengan ke-mainstrem-an  gak bisa manfaatkan gadget yang bertaraf smartphone itu *sombong*

*Hasil kucing-kucing garong sama pramuniaga. Daftar isi dari buku yang lupa apa nama bukunya *mahap*

 Hasil analisis otak yang lumayan enggak lama kali dihibernasikan saat di TKP menunjukkan bahwa di Indonesia sendiri penerapan EIP (Eco Industrial Park ) telah ada dibidang ICT dengan keluaran teknologi Green ICT yang telah diaplikasikan dibeberapa perusahaan telekomunikasi semisal XL, Telkomsel dan Huaweii. Kalau melirik dunia luar, penerapan EIP di Indonesia belum ada apa-apanya. Ibarat bunga baru melakukan penyerbukan biar terjadi pembuahan. Nun jauh disebrang Indonesia, Kanada dari sejak tahun 1955 telah menerapkan EIP di kawasan industrinya dengan kawasan yang cukup ternama sekaligus menjadi contoh untuk negara-negara lain yaitu "Kalundborg". Ini tercipta dari hasil inisiatif personal akibat bersebrangan dengan pemerintahan saat itu. *salluuutt*

   
*Kalundborg Eco-Industrial Park disadur dari mbah google 


Menurut Djajadiningrat dan Famiola di salah satu jurnal ilmiah mereka menyebutkan bahwa sekumpulan industri (penghasil produk atau jasa) yang berlokasi pada suatu tempat dimana para pelaku-pelaku di dalamnya secara bersama-sama mencoba meningkatkan performansi ekonomi bagi industri -industri di dalamnya dengan meminimalisasi dampak lingkungan, itulah yang di sebut dengan Eco Industrial Park.


 Sayang di sayang perkembangan EIP di Indonesia terkesan lambat, menurut analisis otak siput guek yang setelah membaca beberapa jurnal atau link terkait pembahasan tersebut dikarenakan  perusahaan di Indonesia terlalu mempertimbangkan "revenue perusahaan". Gimana tidak untuk menciptakan kawasan industri yang berkelas EIP "too much modal" tambah lagi lingkungan Indonesia yang semakin amazing setelah itu dibutuhkan kesinergian antara pelaku industri dengan pemerintah yang paling utama. Ke-kompleks-an EIP menuntut  integrasi dari bidang teknik, arsitektur, perencanaan kota, manajemen bisnis, pengembang real estate,sektor keuangan, perancang landscape, ekologi,pembangunan ekonomi, desain sistem informasi, dan banyak bidang lainnya. Sebegitunya prosesnya pasti akan sebanding pula dengan keuntungan yang diterima. Apalagi coba yang dicari-cari oleh pelaku bisnis kalau bukan "Laba". Secara otomatis ketika EIP telah diterapkan ongkos prosuksi semakin berkurang its mean "Untung gedek, bray!" Kalau sudah seperti itu, waktu yang dibutuhkan untuk berproduksi semakin singkat dan balik lagi "Untung gedek, man!". Kalau sudah seperti itu dampaknya buat lingkungan dan alam Indonesia pasti luar biasa pula, otomatis limbah, polusi dan penggunaan sumber daya alam berkurang karena EIP adalah sekumpulan industri yang menjadi satu. Penghijauan ataupun perbaikan alam pun menjadi salah satu point utama sebagai dampak adanya EIP.


Cukup dua paragrap yang beratnya, jangan terlalu membebani otak yang sedari awal lahir terus mikir. hahaha. Untuk penutup tulisan yang cukup agak berat ini, telah saya siapkan hidangan penutup yang bisa memberikan vitamin penyegar pikiran biar tetap kece badai !!


Berhubung mata telah berkunang, cari dongkrak yang bisa buat mata kinclong terus kagak dapat. Kalau pakai kopi ? Ach semenjak kegiatan membabu buta di dunia per-Lab-an kala menyandang status mahasiswa, kopi itu sudah menjadi soulmate. Namun secepat kecepatan cahaya, setelah dinyatakan sebagai manusia yang bebas dari dunia itu secepat itu pula kami menjadi musuh bebuyutan. Yah, karenanya asam lambung ini meraja lela di tubuh yang ikut rengsek sejalan dengan bertambahnya umur. To sum up, Bye bye bye !!!!

Komentar

  1. Hei Kedan, sudah terdaftar jadi mahasiswa mana dikau sekarang? Ah, kabar bahagia ga dibagi, curang!

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gadis Ponorogo

Kalian pernah bertemu dengan seseorang yang sangat menginspirasi ? Apa ? Belum ? hahah. Berarti kalau githu, saya duluan. Maksudnya saya duluan bertemu dengan orang yang seperti itu tak kurang dari 30 hari. Eitss, ini bukan 30 hari mencari cinta, namun ini 30 hari mencari jati diri dengan tujuan luhur menjadi manusia yang hakiki dengan kepribadian yang tinggi :))) *Tampang kece :)  30 hari terakhir ini, saya sangat bersyukur. Dikelilingi oleh orang-orang yang luar biasa. Terkadang saya suka mikir, bahwa diri ini selalu jauh dari syukur nikmat. Ingin rasanya, mengulang ke waktu lalu dan manarik kembali kata-kata yang penuh dengan kepesimisan setelah bertemu dan berada pada lingkaran yang luar biasa ini. Terlalu banyak intro, takutnya jadi gak penting terus nambahin dosa para reader karena bersumpah serapah pada tulisan gak penting ini !! *Tampang kece lagee :))) Beberapa hari yang lalu, salah satu dari mereka sebut saja namanya melati. Eh salah dink, Namanya Trisna Ari Rosinta

Post Paksaan #Eh

Dapat mention dari nyonyah yang kini berbeda pulau :p, Kata nyonyah, suruh tulis 17 resolusi baru di 2017, tapi saya lelah mikir resolusi. Saya mah siapa, Ngejalani sesuai norma yang berlaku aja sudah syukur, boro-boro mikir resolusi, Hidup sudah berat nyah !! Ditambah tugas dari nyonyah jadi tambah berat. hahaha Setelah beradu pendapat sengit, bersama nyonyah dan tuan diputuskan kalau diganti dengan 17 fact about me, terus di screenshoot di I.G setelah itu mention orang yang diinginkan. Pertama, saya tak ingin me-mention karena tak ingin di-mention :p. Deadline 2 hari setelah mention untuk pem-blogger amatiran kayak sayah adalah tenggang waktu sekarat urat nadi *lebay. Tapi nyonyah dan tuan suka maksa, mention tidak berkesudahan, dari pada punisment mending ditulis aja apa maunya. Ini pernyataan gak penting yang gak perlu dibaca seharusnya :p 17 fakta Unik Sally !!  Mari Di Mulai .. Nama saya Sally Irvina Ritonga lahir di padang dan hasil persilangan gen bapak Iriansyah

Hari #1

Saya kira, menikmati makanan enak itu adalah hak bagi segenap manusia yang ada di muka bumi. Jangan takut kalau mau makan, jangan sok kayak model papan atas yang mewajibkan punya ukuran badan yang minimalis supaya indah di pandang. Tapi kan gak semua manusia punya tuntutan yang seperti demikian, contohnya saya ! kwkwkw  Bisa makan dengan nikmat, selain butuh uang untuk menyediakan hal tersebut kita juga butuh dana untuk merawat tubuh supaya tidak sakit. Coba bayangkan, andai tersedia jejeran makanan yang lezat nan nikmat kalau kita sendiri tidak dalam keadaan baik misal demam, meriang, menggigil bisa di pastikan makanan nikmat tersebut tiada artinya.  Nah, sekarang coba lagi diperhatikan setelah uang dan kesehatan, saat menikmati juga butuh teman biar bumbu di makanan yang tadinya kurang garam sedikit, atau kurang micin sedikit jadi makanan sempurna yang ketika di telan. Bak katanya, teman yang mendampingi itu seperti micin alami ciye ciye ciye  1. Uang  2. Kesehatan  3. Teman  Terakhi