Kalian pecinta buku ?
2 hari yang lalu tepatnya di minggu sore berderinglah si HP sisa perjuangan. Isinya sich ngajak jalan di hari senin. Ntah memang gak punya jadwal, atau gak punya teman atau yang parahnya emang karena di hari-hari terakhir ini hanya dihabiskan waktu dengan tumpukan buku-buku usang yang telah lecek akibat pembantaaian masal jadi udah mumet mau cari suasana baru. Dan secepat kilat membalas ajakan dengan gampangnya 'hayuukkk' tanpa berpikir mau kemana dan jam berapa, yang penting mah hayuuukkk aja :D
Akibat pilihan yang lagaknya itu mau 'out of the box' yang tadinya bercita penuh budi menjadi pendidik di salah satu jurusan dengan disiplin ilmu ''medicine'' berubah jadi cita garang bak pelaut ulung yang banting stir 360 derajat jadi konsultan ntah konsultan apapun itu, semoga tetap bisa jadi Ibu yang baik dan istri yang sholehah *aamiin*:D.
Menurut Djajadiningrat dan Famiola di salah satu jurnal ilmiah mereka menyebutkan bahwa sekumpulan industri (penghasil produk atau jasa) yang berlokasi pada suatu tempat dimana para pelaku-pelaku di dalamnya secara bersama-sama mencoba meningkatkan performansi ekonomi bagi industri -industri di dalamnya dengan meminimalisasi dampak lingkungan, itulah yang di sebut dengan Eco Industrial Park.
Sayang di sayang perkembangan EIP di Indonesia terkesan lambat, menurut analisis otak siput guek yang setelah membaca beberapa jurnal atau link terkait pembahasan tersebut dikarenakan perusahaan di Indonesia terlalu mempertimbangkan "revenue perusahaan". Gimana tidak untuk menciptakan kawasan industri yang berkelas EIP "too much modal" tambah lagi lingkungan Indonesia yang semakin amazing setelah itu dibutuhkan kesinergian antara pelaku industri dengan pemerintah yang paling utama. Ke-kompleks-an EIP menuntut integrasi dari bidang teknik, arsitektur, perencanaan kota, manajemen bisnis, pengembang real estate,sektor keuangan, perancang landscape, ekologi,pembangunan ekonomi, desain sistem informasi, dan banyak bidang lainnya. Sebegitunya prosesnya pasti akan sebanding pula dengan keuntungan yang diterima. Apalagi coba yang dicari-cari oleh pelaku bisnis kalau bukan "Laba". Secara otomatis ketika EIP telah diterapkan ongkos prosuksi semakin berkurang its mean "Untung gedek, bray!" Kalau sudah seperti itu, waktu yang dibutuhkan untuk berproduksi semakin singkat dan balik lagi "Untung gedek, man!". Kalau sudah seperti itu dampaknya buat lingkungan dan alam Indonesia pasti luar biasa pula, otomatis limbah, polusi dan penggunaan sumber daya alam berkurang karena EIP adalah sekumpulan industri yang menjadi satu. Penghijauan ataupun perbaikan alam pun menjadi salah satu point utama sebagai dampak adanya EIP.
Cukup dua paragrap yang beratnya, jangan terlalu membebani otak yang sedari awal lahir terus mikir. hahaha. Untuk penutup tulisan yang cukup agak berat ini, telah saya siapkan hidangan penutup yang bisa memberikan vitamin penyegar pikiran biar tetap kece badai !!
Kalau
kalian pecinta buku pasti gak asing lagi bukan? dengan salah satu toko
buku yang terlengkap khususnya di kota ini. Ya, kota kebanggannya orang
batak, Medan. Horasss !!!
Sebut
saja nama toko buku itu Gramedia. Tenang saja, saya tidak medapat honor
atas pengiklanan yang sangat disengaja oleh toko tersebut atau apalagi
bermaksud untuk mengulas sejarah berdirinya yang telah memiliki beberapa
cabang di beberapa kota besar di Indonesia. :D
2 hari yang lalu tepatnya di minggu sore berderinglah si HP sisa perjuangan. Isinya sich ngajak jalan di hari senin. Ntah memang gak punya jadwal, atau gak punya teman atau yang parahnya emang karena di hari-hari terakhir ini hanya dihabiskan waktu dengan tumpukan buku-buku usang yang telah lecek akibat pembantaaian masal jadi udah mumet mau cari suasana baru. Dan secepat kilat membalas ajakan dengan gampangnya 'hayuukkk' tanpa berpikir mau kemana dan jam berapa, yang penting mah hayuuukkk aja :D
Senin
pagi, suara motor itu telah berkumandang dan sesaat kemudian pun motor
dengan warna merah telah mendarat indah tepat di depan rumah. Karena
masih pagi, lokasi yang ingin di tujupun dirubah dengan sebelumnya
menunggu rambut ini tak lagi basah maklum abis berbenah kepala *dibaca
keramas*. Tujuan awal pastinya mencari pertolongan pertama bagi perut
yang tak diisi. Dan, Ayam jingkrak plus makanan penutup Pancake durian
yang menjadi pilihan untuk mendarat di lidah yang masih Indonesia banget
:D
Sipp, jam
14.00 kami mendarat diparkiran dasar di sebuah hotel dimana toko buku
tersebut membuka lapak. Tujuan luhur untuk mencari inspirasi dalam
pembuatan outlines penelitian pun dimulai. Ntahlah, mungkin hari-hari
terakhir ini, slogan saat masih nyandang status mahasiswa bersemi
kembali "Every day is Paper day". Saya sendiri bingung, kenapa di
luaran sana untuk melanjut studi, punya isyarat yang sangat menyentuh
otak gue kebangetan dan terlampau merusak kenyamanan hidup si
pengangguran ini :'( :'(
Akibat pilihan yang lagaknya itu mau 'out of the box' yang tadinya bercita penuh budi menjadi pendidik di salah satu jurusan dengan disiplin ilmu ''medicine'' berubah jadi cita garang bak pelaut ulung yang banting stir 360 derajat jadi konsultan ntah konsultan apapun itu, semoga tetap bisa jadi Ibu yang baik dan istri yang sholehah *aamiin*:D.
* Gambaran sally dikemudian hari :D
Eco Industrial Park itu
mungkin sejenis makanan ringan atau mainan bebek-bebek yang kalau di
tekan bisa ngeluarin suara dengan akibatnya para anak-anak pun akan
tertawa lepas. Yah, keyword itu yang menginspirasi untuk memulai
perjuangan memburu cita. Ntah mengapa itu yang dipilih, ntah otak malas
mikir yang berat-berat karena dipastikan gak kan ada sederetan rumus
yang menggunung atau analisis distilasi apalagi analitik kimia dengan
segala perlakuannya. Sedikit trauma dengan gabungan dua ilmu itu,
bayangan penelitian S-1 masih sangat segar diingatan hanya karena
berlagak sok jadi cucu opa Albert Einstain. Ach, KimFis bukan aku ingin
menghianati mu tapi kau lah yang membuat ku patah hati karena cintaku
bertepuk sebelah tangan atau mungkin lebih tepatnya kapasitas otak saat
itu tak memadai untuk berdekatan dengan mu.
Mencari
inspirasi boleh saja sampai ke toko buku, tapi bukan berarti saya harus
membelinya kan ? haha. Maklumlah, sekarang apa-apa mesti mikir hingga
beribu kali, uang tabungan yang dikatagorikan "kurang" lah menjadi
alasan mengapa demikian pelit dan medit atas nama shopping sekali pun
untuk benda berkelas yaitu 'buku'. " Beribu jalan menuju Roma " dengan
mengingat petuah tersebut kuputuskan untuk memotret bagian daftar isi,
terus ntar googling aja. Percuma kan ya, anak kekinian yang penuh dengan
ke-mainstrem-an gak bisa manfaatkan gadget yang bertaraf smartphone
itu *sombong*
*Hasil kucing-kucing garong sama pramuniaga. Daftar isi dari buku yang lupa apa nama bukunya *mahap*
Hasil analisis otak yang lumayan enggak lama kali dihibernasikan saat di TKP menunjukkan bahwa di Indonesia sendiri penerapan EIP
(Eco Industrial Park ) telah ada dibidang ICT dengan keluaran teknologi
Green ICT yang telah diaplikasikan dibeberapa perusahaan telekomunikasi
semisal XL, Telkomsel dan Huaweii. Kalau melirik dunia luar, penerapan EIP
di Indonesia belum ada apa-apanya. Ibarat bunga baru melakukan
penyerbukan biar terjadi pembuahan. Nun jauh disebrang Indonesia, Kanada
dari sejak tahun 1955 telah menerapkan EIP di kawasan industrinya
dengan kawasan yang cukup ternama sekaligus menjadi contoh untuk
negara-negara lain yaitu "Kalundborg". Ini tercipta dari hasil inisiatif personal akibat bersebrangan dengan pemerintahan saat itu. *salluuutt*
*Kalundborg Eco-Industrial Park disadur dari mbah google
Menurut Djajadiningrat dan Famiola di salah satu jurnal ilmiah mereka menyebutkan bahwa sekumpulan industri (penghasil produk atau jasa) yang berlokasi pada suatu tempat dimana para pelaku-pelaku di dalamnya secara bersama-sama mencoba meningkatkan performansi ekonomi bagi industri -industri di dalamnya dengan meminimalisasi dampak lingkungan, itulah yang di sebut dengan Eco Industrial Park.
Sayang di sayang perkembangan EIP di Indonesia terkesan lambat, menurut analisis otak siput guek yang setelah membaca beberapa jurnal atau link terkait pembahasan tersebut dikarenakan perusahaan di Indonesia terlalu mempertimbangkan "revenue perusahaan". Gimana tidak untuk menciptakan kawasan industri yang berkelas EIP "too much modal" tambah lagi lingkungan Indonesia yang semakin amazing setelah itu dibutuhkan kesinergian antara pelaku industri dengan pemerintah yang paling utama. Ke-kompleks-an EIP menuntut integrasi dari bidang teknik, arsitektur, perencanaan kota, manajemen bisnis, pengembang real estate,sektor keuangan, perancang landscape, ekologi,pembangunan ekonomi, desain sistem informasi, dan banyak bidang lainnya. Sebegitunya prosesnya pasti akan sebanding pula dengan keuntungan yang diterima. Apalagi coba yang dicari-cari oleh pelaku bisnis kalau bukan "Laba". Secara otomatis ketika EIP telah diterapkan ongkos prosuksi semakin berkurang its mean "Untung gedek, bray!" Kalau sudah seperti itu, waktu yang dibutuhkan untuk berproduksi semakin singkat dan balik lagi "Untung gedek, man!". Kalau sudah seperti itu dampaknya buat lingkungan dan alam Indonesia pasti luar biasa pula, otomatis limbah, polusi dan penggunaan sumber daya alam berkurang karena EIP adalah sekumpulan industri yang menjadi satu. Penghijauan ataupun perbaikan alam pun menjadi salah satu point utama sebagai dampak adanya EIP.
Cukup dua paragrap yang beratnya, jangan terlalu membebani otak yang sedari awal lahir terus mikir. hahaha. Untuk penutup tulisan yang cukup agak berat ini, telah saya siapkan hidangan penutup yang bisa memberikan vitamin penyegar pikiran biar tetap kece badai !!
Berhubung
mata telah berkunang, cari dongkrak yang bisa buat mata kinclong terus
kagak dapat. Kalau pakai kopi ? Ach semenjak kegiatan membabu buta di
dunia per-Lab-an kala menyandang status mahasiswa, kopi itu sudah
menjadi soulmate. Namun secepat kecepatan cahaya, setelah dinyatakan
sebagai manusia yang bebas dari dunia itu secepat itu pula kami menjadi
musuh bebuyutan. Yah, karenanya asam lambung ini meraja lela di tubuh
yang ikut rengsek sejalan dengan bertambahnya umur. To sum up, Bye bye
bye !!!!
Hei Kedan, sudah terdaftar jadi mahasiswa mana dikau sekarang? Ah, kabar bahagia ga dibagi, curang!
BalasHapus