Langsung ke konten utama

Anak NaBurju


Sesekali boleh lah ya, ngebanggain yang dibelakang nama buat ngebahagia moyang hahaha.
Eits, tapi gak ya. No, say no for si "bachelor" itu haha. Bukan mau sombong, tapi bukan saatnya untuk menunjukkan pada khalayak ramai tentang apa dan bagaimana karena belum apa-apa juga *sambil nyanyi Aku mah Apa atuh si Cita CItata* 

Okay, saya ini terlahir dari orang tua yang campur sari, haha. Dan walhasil, saya selalu kelimpungan dengan pertanyaan "orang apa dek? ". Pegimana, bibir ini gak kelu jawabnya coba. Ayah itu dilahirkan dari campuran Batak dan Jawa. Sedang mamak panggilan sayang ku pada wanita terhebat di rumah, terlahir dari campuran Minang dan Jawa. Nah, kalau pakai cara subtitusi silang sebenarnya saya ini kan orang jawa ya. Secara darah jawa itu 50% sedang Batak dan Minang masing-masing 25 %. Tapi, dengan nama yang diberikan sejak saya terlahir yaitu " Sally Irvina Ritonga " yah, jelas nama saya itu telah mencerminkan bahwa saya jelas Bataknya. Horas !!!! Tapi jangan sedih, tak satu pun dari orang yang berada disekitar diri ini, yang selalau berdampingan dengan saya mengakui akan itu. Bak kata pepatah jauh panggangan dari perapian. Jauh Lek, jauh beut. Gak ada bataknya githu. hahaha * Naseeb 

Ach, lupakan intro campur sari di atas *nunjuk atap*. Kali ini akan ku buktikan secara total. Bahwa, darah batak ini tak sia-sia mengalir ditubuh ini . Walau kalau ditanya orang-orang, Paham bahasa Batak ? Kuliner batak ? atau silsilah di dunia Per-Batak-an ? dengan lantang saya menjawab : Kurang, mungkin kalau di range 1-10, saya di score 3-4 githu lah *nangis*. Tapi, yang orang batak jangan ambil golok dulu. Kali ini saya mau konfirmasi . Saya lahir di ranah minang tepatnya di kota Padang di RS Aisyah jam 21.00 pas malam minggu dan pas diputarnya pilem Siti Nurbaya *edisi lengkap*. Yah, numpang lahir dikampuang nan jauh di mato si mamak, setelah itu saya diungsikan di kota perantauan Ayah dan mamak yaitu kota kecil di ujung Aceh. Yang juga menjadi perbatasan antara Sumatera Utara - Aceh,sebut saja namanya Aceh Tamiang dan saya tinggal tepat di jantung kotanya yaitu Kuala Simpang walau untuk ke pusat kota saya harus menyediakan waktu sekitaran 15 menit gitu. Nah, masa kecil,ku habiskan di kota ini. Sempat beberapa bulan tingggal di kota dimana Ayah dan Ibu dilahirkan yaitu Pematang Siantar, dan kota ini pula yang menjadi saksi bisu pertemuan mereka *aseek*. Tapi, itu pun saat usia masih hitungan bulan. Jadi, dapat disimpulkan, Kuala simpang ini, kota masa kecil hinggga umur segini. Memory yang tercipta juga banyak di kota ini. Sedari TK-SD-SMP dan SMA ku tamatkan di kota Kuala simpang walau tetap yang menjadi kampung halaman itu Pematang siantar *salah kota madya bagian dari Sumatera Utara* dan Padang. Nah, untuk menyelamatkan garis keturunan, Ayah dan Ibu memtuskan untuk mengirim ku, melanjutkan sekolah di kota Medan. yah, sebut saja nama kampus itu USU. No, gak pakai tamabahan "s" dibelakangnya. Nah, disinilah aku baru bisa memahami dunia per-batak-an yang ku dapat dari ragam teman. Jadi, nilai 3-4 itu baguslah ya, dengan latar belakang gue yang panjang bangettttt * ngeplakkkk !!!! 

Ingat banget, waktu acara wisudaan yang cukup amat rempong itu. Dibagian istirahat, karena pak Rektor sudah lelah memindahkan Tali Toga para wisudawan, para paduan suara dengan lantang menyanyikan sebuah lagu batak. " Anakku NaBurju" yah, lagu itu yang dipersembahkan untuk kami sebagai wisudawan dan para orang tua sebagai tamu terhormat. Dan, masih ingat, ketika lagu tersebut berkumandang di ruangan Biro Rektorat, para ayah dan ibu mulai meneteskan air mata. Ditambah lagi para teman-teman seperjuangan yang juga bolak-balik menyeka air mata dengan tissue atau sapu tangan. Dan sekali lagi, saya hanya bisa melongo dan memutar otak, kenapa ? ada apa ? apa masalah ?. Tapi untuk saat itu, saya sendiri merasa bersyukur, kenapa ? kalau, saat itu saya tahu artinya, mungkin saya lah orang yang gak bisa berhenti nangisnya. *sok melllow *

Awalnya, aku sendiri gak tahu judul lagu tersebut. Tapi, karena hati masih penuh tanda tanya dari pada sesat di jalan. Ku relakan bibir ini untuk bertanya pada salah seorang teman. Dan, emang dasar Kepo sampai rumah langsung download trus googling arti. And, Woooowww !!!Amazing !!! Lagu yang diiringi dengan musik yang slow ini, mampu memabakar semangat. Yah, saat dinegri perantauan kayak gini ini, lagu ini mampu menyulap semangat yang luar biasa. Ntahlah, mungkin itu saya saja. Maknanya itu loh buat mata ini gak ragu mengeluarkan tetes demi tetes. Ach, Ayah - mamak luar biasa !!! 

Karena lagu ini luar biasa, seluar biasa para ayah - ibu di luar sana yang telah mengijinkan anak-anaknya untuk sekolah di negri perantauan. Dan lagu ini pula, yang membuat saya untuk lebih mau belajar bahasa batak dari pada mengulang pelajaran aneh yang didapat di kampus dulu, haha. Setidaknya ini salah satu bakti ama opung dan leluhur yang terdahulu, supaya gak malu-maluin pakai nama "Ritonga". Kalau makna keseluruhan dari lagu Anakku Naburju ini adalah " sebuah pesan sekaligus doa dari seorang tua yang mengharapkan kepada anak-anaknya agar menjadi yang baik, saling tolong terlebih terhadap saudara nya. Dan yang terpenting jangan lupa selalu berdoa meskipun sudah besar nantinya --->> from mbah google ". Anakku Naburju itu sendiri artinya : Anak ku yang Baik. Kalau dari makna di atas agak gk buat semriwing, tapi kalau bait-perbait trus sambil diputar musiknya itu sangat luar biasa. Horasss !!!

Baiklah, Opung-amang boru-bou-uak dan parumaen dan semuanya. Mungkin setiap daerah itu pasti ada lagu yang buat kita anak-anak perantauan itu semriwing buat ingat ayah dan mamak di rumah, apapun sukunya, cuma mau bagi-bagi pengalaman bahwa sehebat apapun kau di luar sana, kalau belum paham bahasa daerah mah gak Hits !! ingat gak Hits mamen, gak jaman lagi kalau anak muda gak bisa nguasai sedikit aja dari bahasa leluhur. Yah, kebayang kan kalau para petinggi-petinggi di keluarga udah pada almarhum trus giliran kita yang jadi petingggi terus kita sendiri gak paham budaya leluhur, Nah para penerus kita KUDU PIYE ????

Mungkin, akhir dari tulisan yang entah apa maknanya ini, saya tutup dengan potongan lirik dari lagu Anakku Naburju. Yah, sambil menikmati minggu cerah kota Medan tanpa keributan yang berarti dan di temanin lantunnan musik garangnya orang Batak, Horas Horas !!!!

Anakku naburju anak hasianku
putraku yang baik putraku yang kusayangi
anakku nalagu
putraku yang baik hati
ingot do ho amang di akka podani
ingat nya engkau nak tentang petuah
natua tua mi
orang tua mu ini

Dung hupaborhat ho namarsikkola i
sudah aku berangkatkan engkau sekolah
tu luat na dao i amang
ke tempat yang jauh putraku
benget do ho amang, benget do ho
kuatlah kau nak, kuat lah kau nak
manaon na hassit i
menghadapi yang sakit ini

Dung lam dao amang, pangarantoan mi
sudah tambah jauh nak perjalan jauhmu
anakku na lagu
putraku yang baik
sipata lomos do, natua tua mon
kadang bimbang nya orang tuamu ini
disihabunian i
dari sini

Hutangiangkon do, mansai gomos amang
kudoakan nya selalu
anggiat muba rohami
mudah-mudahan lebih baik kamu
dijalo do amang, dijalo do
di terima, diterima
tangiang hi amang
doa ku itu nak

Reff.
Ipe amang, hasian ku
meskipun begitu sayangku
anakku naburju
putraku yang baik
pagomos ma tangiang mi
selalulah engkau berdoa
tu mula jadi nabolon i
untuk menjadi yang besar

Anggiat ma ture, sude hamu pinoppar hi amang
mudah-mudahan semua annaku bagus-bagus nak
marsiamin aminan, marsitukkol tukkolan
selalu tolong menolong
songon suhat di robean i..
seperti ubi talas yang di ladang itu

anak na burjuuuuuuuuuuuuuuu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gadis Ponorogo

Kalian pernah bertemu dengan seseorang yang sangat menginspirasi ? Apa ? Belum ? hahah. Berarti kalau githu, saya duluan. Maksudnya saya duluan bertemu dengan orang yang seperti itu tak kurang dari 30 hari. Eitss, ini bukan 30 hari mencari cinta, namun ini 30 hari mencari jati diri dengan tujuan luhur menjadi manusia yang hakiki dengan kepribadian yang tinggi :))) *Tampang kece :)  30 hari terakhir ini, saya sangat bersyukur. Dikelilingi oleh orang-orang yang luar biasa. Terkadang saya suka mikir, bahwa diri ini selalu jauh dari syukur nikmat. Ingin rasanya, mengulang ke waktu lalu dan manarik kembali kata-kata yang penuh dengan kepesimisan setelah bertemu dan berada pada lingkaran yang luar biasa ini. Terlalu banyak intro, takutnya jadi gak penting terus nambahin dosa para reader karena bersumpah serapah pada tulisan gak penting ini !! *Tampang kece lagee :))) Beberapa hari yang lalu, salah satu dari mereka sebut saja namanya melati. Eh salah dink, Namanya Trisna Ari Rosinta

Post Paksaan #Eh

Dapat mention dari nyonyah yang kini berbeda pulau :p, Kata nyonyah, suruh tulis 17 resolusi baru di 2017, tapi saya lelah mikir resolusi. Saya mah siapa, Ngejalani sesuai norma yang berlaku aja sudah syukur, boro-boro mikir resolusi, Hidup sudah berat nyah !! Ditambah tugas dari nyonyah jadi tambah berat. hahaha Setelah beradu pendapat sengit, bersama nyonyah dan tuan diputuskan kalau diganti dengan 17 fact about me, terus di screenshoot di I.G setelah itu mention orang yang diinginkan. Pertama, saya tak ingin me-mention karena tak ingin di-mention :p. Deadline 2 hari setelah mention untuk pem-blogger amatiran kayak sayah adalah tenggang waktu sekarat urat nadi *lebay. Tapi nyonyah dan tuan suka maksa, mention tidak berkesudahan, dari pada punisment mending ditulis aja apa maunya. Ini pernyataan gak penting yang gak perlu dibaca seharusnya :p 17 fakta Unik Sally !!  Mari Di Mulai .. Nama saya Sally Irvina Ritonga lahir di padang dan hasil persilangan gen bapak Iriansyah

Hari #1

Saya kira, menikmati makanan enak itu adalah hak bagi segenap manusia yang ada di muka bumi. Jangan takut kalau mau makan, jangan sok kayak model papan atas yang mewajibkan punya ukuran badan yang minimalis supaya indah di pandang. Tapi kan gak semua manusia punya tuntutan yang seperti demikian, contohnya saya ! kwkwkw  Bisa makan dengan nikmat, selain butuh uang untuk menyediakan hal tersebut kita juga butuh dana untuk merawat tubuh supaya tidak sakit. Coba bayangkan, andai tersedia jejeran makanan yang lezat nan nikmat kalau kita sendiri tidak dalam keadaan baik misal demam, meriang, menggigil bisa di pastikan makanan nikmat tersebut tiada artinya.  Nah, sekarang coba lagi diperhatikan setelah uang dan kesehatan, saat menikmati juga butuh teman biar bumbu di makanan yang tadinya kurang garam sedikit, atau kurang micin sedikit jadi makanan sempurna yang ketika di telan. Bak katanya, teman yang mendampingi itu seperti micin alami ciye ciye ciye  1. Uang  2. Kesehatan  3. Teman  Terakhi