Ku pastikan jejak ku telah teringgal di sana,
Tapi aku lupa, sudah kah aku mengucap syukur ?
Atau malah mungkin akulah si kufur nikmat itu
Terkadang aku malu,
Untuk begitu banyak nikmat yang telah singgah,
Dan berdosa,
Untuk setiap kutukan, sumpah serapah atas segala sedih yang menguatkan.
Ach, Sedih dan senang Say hello and Say Good bye
Intro di atas mungkin cocok bagi hati yang entah kesikian berapa kali lupa dengan kata "NIKMAT".
Senja menggelayut di bumi Medan. Dan sesaat sebelumnya, teman pun pergi meninggalkan rumah tempat bermukim di medan.
Dia bercerita banyak, mulai dari kegiatan harian sampai masalah keluarga. Agak tersentak dengan beberapa kabar tentangnya kini, tapi dari sebegitu banyak sentakan aku hanya ingin membahas tentang bagaimana keadaan dari salah seorang dari orang tuanya. P.S * Ayah*.
Aku tahu betul bagaimana keadaan keluarga terutama kondisi ayahnya belakangan terakhir ini. Ayahnya di diagnosa salah satu penyakit sehingga tidak mampu untuk mengurusi lagi segala aktifitas harian. Mulai makan, mandi sampai buang air juga harus dibantu. Dengan kondisi yang sebegitunya, Ayahnya masih tetap saja negedumel dan walhasil menyulut kekesalan. Dalam kondisi ini, aku hanya mampu mengatakan " Sabar". begitulah yang mengurus orang sakit dan jangan menambah lagi kejengkelannya nanti kondisi semakin memburuk. yah, hanya itu saja. Karena aku sendiri pun tak mampu memastikan bagaimana kelak jika posisinya itu, aku yang menjalanakan.
Ach, Nikmat mana lagi yang engkau dustakan, Sally ?
Orang tua yang sehat, kakak adik yang jenaka walau kalau bertemu gak pernah ketemu akurnya. Nikmat sehat yang tiada tara, nikmat yang lebih sering kau lupakan, nikmat yang sering kali kau abaikan. Nikmat yang bila kau tak mensyukurinya kan menjadi beban bagi orang lain.
Ach, sekali lagi di penghujung senja aku terhanyut berapa kali lagi Allah harus memberi pesan lewat perantara-perantaranya agar aku tak lupa akan SYUKUR NIKMAT. Istighfar
Komentar
Posting Komentar