Langsung ke konten utama

Pelabuhan Terakhir

setelah beberapa minggu memvakumkan akun ini karena hanya dengan satu alasan yang terkadang kalau dipikir-pikir lawak. Hahaha *ketawa monster

Hai, hallo !!
SalVina Is In the House Yow yow Syalala lala :p

Cerita galau-galau ini mungkin tiada habisnya, dari satu sisi pindah lagi ke sisi yang lain. Ampyun dach :/. Kenapa aku memilih mu ? Ya mungkin itu karena, kamunya buat aku nyaman dan ngerasa gak terbebani. Salam hangat untuk mu yang dengan sangat terpaksa ku cintai *naseebb

Aku mengenal mu sejak tingkat akhir dengan menyandang status mahasiswa. Awal perjumpaan yang sangat tidak diduga dan mungkin karena itu pula kita berjodoh. Saat lorong-lorong kampus itu masih disesaki dengan para calon peneliti *dibaca praktikan*, nah saat itulah kau hadir dan mengubah hidup ku.

Mencoba mengenang masa perjumpaan kita, sambil senyum-senyum sendiri di depan laptop ini. Saat salah seorang senior tiba di laboratorium yang berada di lantai tiga tempat dimana aku mengabdikan diri untuk berbagi ilmu dengan adik-adik angkatan baik itu sejurusan ataupun yang berbeda jurusan dengan tergesa-gesanya dia mencari ku di setiap bilik ruangan tersebut sambil bertanya-tanya pada orang sekitar. Mungkin kejadian itu tengah hari, jadi setelah senior tersebut bisa mendapatkan ku tanpa berkata apapun dia menarik tangan ku dan berlari menyusuri lorong-lorong laboratorium menuju laboratorium KimFis, nah disana awal perkenalan kita.

Tiada pernah menduga pertemuan kita, karena niatan awal itu hanya ingin menjumpain salah satu prof terbaik dijurusan tersebut untuk bertanya perihal melanjutkan study di luar negri. Namun, dengan tidak sengaja pula bahwa prof tersebut lah yang mengenalkan kita. Ach, wajah ku yang memerah pun muncul, entah karena malu pada mu atau karena merasa tidak layak untuk berdekatan dengan mu.

Berhari-hari ku habiskan dengan mu, dengan membagi waktu sebaik mungkin antara kau dan penelitian ku. Bayangan akan masa depan yang cerah bila bergandengan dengan mu pula yang menjadi akar mengapa aku sedemikian rupa mencoba untuk berbagi walau aku tahu bahwa konsekuensinya adalah bahwa jadwal ku untuk merehatkan diri pasti akan terkuras, namun tak masalah bila kau menjanjikan ku masa depan yang lebih baik.

Berjalannya waktu, penelitian ku menghianati ku. Aku benar-benar terenyah akibat ulahnya. Disaat semua teman-teman seperjuangan mulai mengenakan jas hitam kebanggaan dengan sebuah topi dimana sebuah tali bewarna hijau dan kuning menggelayut. Hati ini semakin nelangsa tapi kau mampu menjadi pelabuhan hati yang tergores luka sambil berpikir bahwa indah itu punya waktu. Yah, seperti kau dan aku.

Benar saja, tak lama berselang aku juga menikmati hal yang sama tak perlu bersanding berdua dengan mu di pelataran auditorium kampus atau hanya sekedar berphoto di depan papan bunga dengan latar tulisan nama ku yang semakin panjang, karena aku dan kau itu sehati. Aku yakin, tak perlu mengabadikan yang penting kau aku dan orang tua telah merestui.

Akhirnya perpisahan pun tiba, tepat sebulan mengenakan jas hitam tersebut aku pergi kembali ke kota dimana ayah dan ibu ku berada. Bak kata orang yang di mabuk cinta, biar jarak memisahkan kita namun hati tetap padamu. Aku harap demikian adanya walau setelah dijalani ternyata rintangan silih berganti, mulai dari waktu, terkadang moody ku atau hanya sekedar aku lebih melilih teman-temanku dari pada mu, namun itu tak menjadikan alasan mu untuk berpisah dengan ku. Sempat terpikir untuk mengakhiri, karena jenuh yang teramat sangat melanda. Berpikir buruk untuk pergi jauh meninggalkan mu karena berpikir kau juga sama dengan penelitian ku sama menghianati.

Entahlah, mungkin ini doa orang tua. Sedemikian rupa pikir ku untuk meninggalkan mu dengan alasan yang ku pikir logis, namun kau tetap menghantui ku. Mulai aku belajar ulang untuk memahami mu kembali, tapi tetap saja aku berada di sini dan kau berada di tempat yang berbeda walau banyak orang yang mengatakan bahwa orang yang di mabuk cinta biar berpisah tempat juga tetap bercinta, namun berbeda dengan ku. Aku mulai mundur, mulai mencari yang lain walau dihati kecil ku tetap memikirkan mu. Ku pujuk ayah dan ibu ku untuk mengijinkan ku lagi berada di kota dimana kita bertemu, dengan ribuan alasan mengapa aku memilih mu dan berjanji dengan suka cita untuk memberikan yang terbaik untuk orang tua ku.

And now, kita bersama lagi. Tiada hari yang ku biarkan sia-sia, sebisa mungkin aku memahami mu. Toh saat ini, tiada penelitian, tiada teman sebanyak dulu karena hampir semua teman ku telah memutuskan kembali ke kampung halamannya. Ku coba untuk merefresh kembali otak ku dan ku buang jauh-jauh tentang pikiran negatif mu. Seiring berjalannya waktu, ku mulai sadar bahwa kemarin aku tidak menjadikan mu prioritas jadi wajar saja kalau kau menghianatiku dan tak memberikan penghargaan yang baik atas segala usaha yang setengah-setengah itu.

Kini, setelah hampir 2 tahun kita berkenalan. Dan aku telah memutuskan bahwa kau yang kan mendampingi ku untuk mengejar cita ku. Walau terkadang aku berpikir, ada dari satu sisi mu yang sangat sulit untuk ku pahami, namun ibu selalu berpesan pada ku untuk sering latihan latihan dan latihan. Karena dulu ibuku juga mengalami hal yang sama, hanya latihan-terbiasa dan pasti kau kan mencintainya. Yah, walau untuk taraf sekarang aku masih mulai belajar mencintai satu sisi mu itu.

Dan kini pula, kau mulai menunjukkan penghargaan yang baik padaku dari ketiga sisi mu yang lain, setidaknya aku hanya berharap kau tak mengecewakan ku. Insya allah, diakhir juni ini aku telah siap untuk menhadapi ujian dengan mu. Dan harap ku, kau tak bertepuk sebelah tangan seperti yang dahulu, dan harap ku dengan biaya yang sangat luar biasa, waktu yang telah ku bagi untuk mu dan kau mampu memberikan penghargaan yang luar biasa pula untuk pencapain citaku. Oh IELTS ku, aku terpaksa mencintai mu bukan kerena aku menyerah dengan mu tapi karena kau memberikan kontribusi besar untuk lanjutan studi ku. 

P.S : jadi, setelah sepanjang jalan kenangan baru paham, ini bukan untuk pangeran berkuda putih yak hahaha Syalala lala lala 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gadis Ponorogo

Kalian pernah bertemu dengan seseorang yang sangat menginspirasi ? Apa ? Belum ? hahah. Berarti kalau githu, saya duluan. Maksudnya saya duluan bertemu dengan orang yang seperti itu tak kurang dari 30 hari. Eitss, ini bukan 30 hari mencari cinta, namun ini 30 hari mencari jati diri dengan tujuan luhur menjadi manusia yang hakiki dengan kepribadian yang tinggi :))) *Tampang kece :)  30 hari terakhir ini, saya sangat bersyukur. Dikelilingi oleh orang-orang yang luar biasa. Terkadang saya suka mikir, bahwa diri ini selalu jauh dari syukur nikmat. Ingin rasanya, mengulang ke waktu lalu dan manarik kembali kata-kata yang penuh dengan kepesimisan setelah bertemu dan berada pada lingkaran yang luar biasa ini. Terlalu banyak intro, takutnya jadi gak penting terus nambahin dosa para reader karena bersumpah serapah pada tulisan gak penting ini !! *Tampang kece lagee :))) Beberapa hari yang lalu, salah satu dari mereka sebut saja namanya melati. Eh salah dink, Namanya Trisna Ari Rosinta

Post Paksaan #Eh

Dapat mention dari nyonyah yang kini berbeda pulau :p, Kata nyonyah, suruh tulis 17 resolusi baru di 2017, tapi saya lelah mikir resolusi. Saya mah siapa, Ngejalani sesuai norma yang berlaku aja sudah syukur, boro-boro mikir resolusi, Hidup sudah berat nyah !! Ditambah tugas dari nyonyah jadi tambah berat. hahaha Setelah beradu pendapat sengit, bersama nyonyah dan tuan diputuskan kalau diganti dengan 17 fact about me, terus di screenshoot di I.G setelah itu mention orang yang diinginkan. Pertama, saya tak ingin me-mention karena tak ingin di-mention :p. Deadline 2 hari setelah mention untuk pem-blogger amatiran kayak sayah adalah tenggang waktu sekarat urat nadi *lebay. Tapi nyonyah dan tuan suka maksa, mention tidak berkesudahan, dari pada punisment mending ditulis aja apa maunya. Ini pernyataan gak penting yang gak perlu dibaca seharusnya :p 17 fakta Unik Sally !!  Mari Di Mulai .. Nama saya Sally Irvina Ritonga lahir di padang dan hasil persilangan gen bapak Iriansyah

Hari #1

Saya kira, menikmati makanan enak itu adalah hak bagi segenap manusia yang ada di muka bumi. Jangan takut kalau mau makan, jangan sok kayak model papan atas yang mewajibkan punya ukuran badan yang minimalis supaya indah di pandang. Tapi kan gak semua manusia punya tuntutan yang seperti demikian, contohnya saya ! kwkwkw  Bisa makan dengan nikmat, selain butuh uang untuk menyediakan hal tersebut kita juga butuh dana untuk merawat tubuh supaya tidak sakit. Coba bayangkan, andai tersedia jejeran makanan yang lezat nan nikmat kalau kita sendiri tidak dalam keadaan baik misal demam, meriang, menggigil bisa di pastikan makanan nikmat tersebut tiada artinya.  Nah, sekarang coba lagi diperhatikan setelah uang dan kesehatan, saat menikmati juga butuh teman biar bumbu di makanan yang tadinya kurang garam sedikit, atau kurang micin sedikit jadi makanan sempurna yang ketika di telan. Bak katanya, teman yang mendampingi itu seperti micin alami ciye ciye ciye  1. Uang  2. Kesehatan  3. Teman  Terakhi