Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2016

#71

Merdeka Merdeka Merdeka Ciyee Ciyee Barakallah Fii umrik Indonesia :). Yups, ini kali ke-71 Indonesia merayakan kemerdekaan selepas dijajah Belanda 350 tahun dan diikuti oleh Jepang selama 3,5 tahun.  Kalau bercerita tentang perjuangan rakyat Indonesia untuk merebut kemerdekaan dari penjajah rasanya sudah pada tau dan paham, sedari SD juga sudah mendapatkan pelajaran tentang sejarah Indonesia. Bukan saya sok sombong gak mau bahas namun mendengar kata " Sejarah " saya selalu akan mengingat tentang dosa terhadap guru waktu jaman putih abu-abu. Saya tidak paham, apa alasan yang dipilih oleh wakil kepala sekolah bidang kurikulum SMA kala itu, kami yang memang jelas anak " IA = Ilmu Alam " masih tetap diberikan pelajaran tersebut walau status kala itu sudah pembagian jurusan. Pelajaran " IA " itu sangat menguras tenaga dan pikiran ditambah lagi guru yang juga tak kalah ribetnya :), mengundang saya dan teman sepermainan kala itu menjadikan jam pelajara

[ M U N G K I N ] Salah Rancang dan Keliru Cetak

Ada sebuah keluarga kecil memiliki satu anak laki-laki tunggal. Di setiap pagi sang ayah berdoa untuk keselamatan dirinya, istri dan anaknya. Setiap pagi pula ia selalu memasrahkan segala cerita yang indah kepada Tuhan. Sampai pada akhirnya, satu tragedi terjadi bahwa selepas pulang sekolah anak tunggalnya tersebut mengalami kecelakaan yang merenggut dua bola matanya.  Rasa kalut dan sedih menggelayuti perasaan orang tuanya, perasaan marah terhadap Tuhan pun tak pelak menghampiri diri mereka sebagai orang tua. Akhirnya, sang anak tak pernah mengenyam pendidikan. Untuk mengisi kekosongan harinya, sang anak dengan sabar mempelajari secara perlahan, setahap demi setahap piano yang ada di rumahnya. Benar, di dalam rumahnya yang cukup sederhana ada sebuah piano tua peninggalan kakeknya, yang tidak laku-laku di jual. Dengan sabar sang anak mempelajari not-not piano dalam keadaannya yang kurang saat itu.  Tiba saatnya sang anak dewasa, ia tumbuh menjadi pianis yang disegani orang ban

Di Kala Pagi

Pagi jumat yang cerah dikacaukan dengan datangnya email, Ach entahlah. Saya yang setelah membaca tidak paham akan berbuat apa ? antara senang atau pun harus bersedih. Apa isinya ? Saya tidak ingin membahas, namun yang pasti, See you Soon on Oct , Yeayy !!! Pagi Cerah ini, sebenarnya saya ingin me-review sebuah sajak yang dibuat kan khusus untuk saya. Namun, karena setelah mencari-cari "si sajak" menghilang entah kemana, lantas saya berpikir untuk membuat sebuah sajak hasil sendiri, kembali memanjakan jari jemari melalui sajak agar jumat kali ini lebih romantis.. [ ciyee ciyee ]  Pagi ini seperti burung bernyanyi, Ia menyapaku,  Merekah senyum di balik daunan hijau, Lantas terdengar serdip suara lembut, Apa kabar mu sayang ? Pagi ini seperti desiran pasir menyentuh ombak, Bergelombang biru meninggi, bergoyang serentak akibat angin Berlari dan menari seraya berbisik, Apa kau rindu pada ku sayang ? Pagi ini seperti berada di atas dipan emas, Nyaman dan damai y

The Next Generation

Hei, hei ... Kalau salah seorang yang saya kenal itu pernah ngomong gini " Dek, kamu akan merasa bahwa kamu sudah benar tua di saat teman-teman seangkatan mu kalau ngumpul sudah ada yang bawa anak ". Dan benar, itu yang saya rasakan :'(. Jadi, di tahun ini itu saya dapat 2 keponakaan ucil sekaligus mengantarkan saya ke tahap setingkat diatas anak-anak ABG, Hei there i am auty, now :D Sebelumnya saya juga sudah dipanggil dengan sebutan tersebut, atau bahkan sudah di panggil dengan sebutan setahap lebih maju lagi "Nenek". Yaampyuun, kakek juga belum ada sudah dipanggil aja dengan sebutan ini. Namun, sebutan itu saya dapatkan dari generasi akibat adanya hubungan darah. Misal dari kakak-abang sepupu. Namun, rasanya itu akan berbeda kalau yang manggil " aunty " berasal dari yang tak sedarah dan berasal dari orang yang seumuran dengan kita apalagi teman jingkrak-jingkrak. Beda banget rasanya, langsung berasa TUA !!!  Jadi, bagi anda semua yang ma

Mesra dalam Ringkasnya Hidup [ Ciyee ]

Mesra dalam Ringkasnya Hidup, mungkin begitulah bagian judul kecil dari satu buku yang ditulis oleh penulis favorit ust. Salim A Fillah. Jadi ringkasnya saya malas mikir judul atau lebih tepatnya gak tau mau buat judul apa, sehingga yang terjadi adalah pembajakan judul yang gak ada kurang titik komanya [ Huaacimmmm ]. Supaya biar kelihatan sedikit mikir saya tambah kata [ ciyee ] setidaknya ada yang bisa dibanggakan [ tonjok bibir songong ;p ] sedikit pencitraan di blog sendiri gak apa kan donk ya, nah untuk read-er perbanyak sabar sambil bertasbih biar nambah pahala :D [ aamiiin ]  Post lanjutan dari cerita kemarin, tapi ini  didedikasi khusus buat orang tersayang , terkasih yang selalu bersama dalam sedih dan duka. Kejadiannya sich sudah sebulan lebih sehari tapi rasanya itu masih sama seperti hari kejadian. Setelah 30 hari mencari dan mengejar ridho, menempa diri menjadi manusia baru yang penuh semangat dan yang pasti menjadi orang-orang yang takwa sebagaimana yang telah terma

[ S E M A C A M ] P U N C A K

Kalian tahu bagaimana rasanya orang yang berada di hamparan padang pasir luas ? Yups, salah satu rasa yang mereka miliki adalah RINDU, Rindu apa ? Rindu akan jernihnya hamparan luas air yang melegakan dahaga :D  *romantis pagi hari :p  Hari telah berganti, jam dentang yang entah berapa kali berbunyi penanda ia terus berjalan walau manusia diluar sana jumpalitan atau jijingkrakan. Dan entah berapa purnama berlalu tanpa ada tertinggal sedikit makna. Sampai pada akhirnya, ia hadir. Ia yang selalu dirindukan kehadirannya, tanpa ada pengeecualiaan. Tanpa pernah kau takut tak ada bahagian darinya, ia yang selalu menenangkan bukan merisaukan. Jiwa dan raga segenap organ yang telah mengikat satu menyambutnya " Hallo Ramadhan"  Seperti cerita di post sebelumnya, ini bahagian puncak ramadhan tahun ini. Tahun dimana, Allah memberi tak tanggung-tanggung. Sekalipun nikmat tersebut dihitung oleh ompung sekaliber Albert Einstein maka hasilnya hanya nihil, karena matematika rabb ku