Di Jalan Cinta Para Pejuang , Aku Menulis , Aku Berkarya …
Mengusik
jiwa memang , ketika sebuah cinta yang dibahas. Menghadirkan
sentuhan-sentuhan yang menggelora bagi penulis dan pembaca tentunya.
Tulisan ini tak pantas rasanya untuk mewakili isi dari buku “Jalan Cinta
Para Pejuang” , tetapi tak ada salahnya mencoba sekedar membagi rasa
cinta akibat membaca buku ini.
Bacaan
yang apik penuh dengan perpaduan yang menarik antara dalil , kisah
teladan ,dan realita yang ada. Tak sekedar membawa pembaca ke dalam tiap
kata-kata di dalamnya tetapi memberi inspirasi dan nilai-nilai yang
benar tentang cinta. Salim A Fillah , sosok penulis muda ini yang begitu
lihai dalam menyusun tiap kata dalam bukunya. Maka tak heran bila
buku-buku karyanya banyak yang Best Seller dan menarik minat pembaca.
Ada
penelitian tentang cinta, ada kejutan-kejutan indah tentang cinta dan
ada sebongkah pelajaran yang menarik tentang cinta. “Jalan Cinta Para
Pejuang” , begitu membuat penasaran ketika belum membacanya dan tak
bosan untuk mengulangi membaca buku dengan isi 340 halaman ini. Di
dalamnya memuat tiga (3) langkah tentang cinta dan empat (4) tapak cinta
di langkah ketiganya.
Awal-
awal halamannya, terkadang mungkin bagi beberapa orang dapat membuat
jenuh ataupun bingung karena banyak istilah - istilah asing dan modern.
Tak berupa tulisan ilmiah memang yang tidak memuat referensi dan daftar
pustaka karena pada dasarnya buku ini adalah tulisan popoler tetapi tak
mengurangi kualitas isi dan nilai-nilai positif di dalamnya.
Jalan
Cinta Para Pejuang , tak hanya (1) membeberkan yang salah tentang cinta
tetapi (2) ada juga gambaran cinta saat ini sampai (3) ke arah cinta
yang benar. Inilah point utama yang ingin disampaikan penulis tentang
cinta.
1. Yang Salah Tentang Cinta
Kisah
Layla dan Majnun tentu tak asing bagi kita. Cerita tentang cinta yang
berasal dari padang pasir ini begitu mendunia. Seorang pemuda yang
begitu tergila-gila pada wanita pujaan hatinya. Maka Qais ibn Syed Omri ,
begitulah nama aslinya menjadi majnun (gila) akibat cintanya tak sampai
kepada Layla. Cinta gila atau gila cinta ? , hmm yang pasti cinta Qais
yang salah sehingga dirinya menjadi gila. Amor vincit omnia. Cinta
menaklukan segalanya. Benarkah ??? Ada persetujuan dan pertentangan di
dalamnya. Tentu saja, Salim A Fillah tak mengiyakan karena kurang pas
dengan jalan cinta para pejuang. Dalam
konteks jalan cinta para pejuang, sesungguhnya Allah mengaruniakan
kepada kita kemampuan untuk memilih dalam kehidupan ini. Allah
mengilhamkan kepada jiwa jalan taqwa dan jalan durhakanya. Tak
terkecuali dalam cinta. Selalu ada ruang diantara rangsangan dan
tanggapan. Dan disanalah terletak pilihan-pilihan.(hal 28)
2. Cinta Saat Ini
Terdapat pemaparan yang begitu realistis tentang perjalanan cinta saat ini. Tentang dunia saat ini dan tentunya tentang cinta.
Perubahan
yang terus berkembang tentang cinta memuat banyak pelajaran dan
muatan-muatan yang harus di simpan dan dibuang. Penyakit aids yang
melanda dunia saat ini perlahan mengubah kesadaran negara-negara
penganut kebebasan akan seriusnya bahaya wabah ini. Mereka
semakin menghargai nilai. Dan mereka mendapat pelajaran karena
pengalaman pribadi. Barat sudah merasakan getirnya seks bebas yang
didengung-dengungkan sebagai kemajuan kemajuan 50 tahun yang lalu.
Swedia, pelopor seks bebas dari eropa itu kini berbenah untuk membangun
karakter masyarakatnya,karakter yang penuh nilai kemanusiaan universal.
Dan dengan masyarakat berkarakter itu, pendapatan per kapitanya kini
mencatatkan nilai tertinggidi dunia.(hal 69-70)
Zaman
pun semakin berubah. Ketika banyak pria berdandan ikut pergi ke salon.
Tren metro seksual begitulah namanya. Saat ini kode maskulin berubah.
Contoh saja David Beckham , pemain legendaris asal inggris ini yang
perlu waktu 2 jam untuk berdandan,”begitulah ucap sang istri Victoria
Beckham yang dia sendiri hanya perlu setengah jam.( hal 74).Becham
memang bukan seorang gay , ia adalah pemain bola professional dan juga
seorang suami. Mengenali zaman dan menyesuaikannya bukan berarti harus
mengikuti tren – tren yang ada. Perlu memilah dan memilih. Karena
begitulah cinta. Harus ada pilihan di dalamnya.
3. Cinta Yang Benar
Menggali
cinta lewat langkah ketiga dalam buku ini. Yah, jalan cinta para
pejuang. Di dalamnya memuat tapak – tapak tentang cinta yang benar. Ada
visi , ada gairah , ada nurani dan ada disiplin di dalamnya. Menemukan
banyak pelajaran – pelajaran berharga lewat kisah-kisah bermakna.
Dalam
visi tersimpan tujuan dan kejelasan. Mau dibawa kemana cinta ? Bukan
hanya mimpi tetapi penuh dengan kesadaran dalam mewujudkannya. Dimulai
cara kita memandangnya dan berusaha meraih dan menjaga cinta itu. Perlu
perencanaan yang matang. “Para pecinta sejati tak suka berjanji, tapi
begitu mereka memutuskan untuk mencintai, mereka akan segera membuat
rencana untuk memberi” begitulah kata Anis Matta (hal 151). Dan di jalan
cinta para pejuang perencanaan adalah sebuah keharusan.
Ada
gairah dalam cinta yang membersamainya. Ketika visi sudah sangat jelas
ada gairah – gairah yang harus diciptakan untuk meletupkan cinta itu.
Sebut saja Nailah binti Farafishah Al Kalbiyah. Usia 18 tahun dan dia
dinikahi oleh Utsman bin Affan yang saat itu menjelang usia delapan
puluh tahun.
“Apakah engkau tak keberatan menikah dengan seorang pria tua bangka ?”,Tanya ‘Utsman
Nailah tersenyum dan menunduk sambil berkata ,”Saya termasuk wanita yang lebih suka memiliki suami lebih tua.”
“Tapi aku telah jauh melampaui ketuaanku?”
Kembali
Nailah tersenyum dan berkata, “ Tapi masa mudamu sudah kau habiskan
bersama Rasulullah SAW. Dan itu jauh lebih aku sukai dari
segala-galanya.”(hal 163-164).
Ketika Utsman wafat dan Muawiyah hendak melamarnya ,”tidak” itu jawabannya. Gairah keluarga mereka adalah surga … Subhanallah
Di Jalan cinta para pejuang, jangan sampai kita dirusuhkan gairah itu sendiri
Terlahir
dari nurani , itulah cinta. Nurani yang menyelamatkan iman. Begitu
sempit dan tersiksa rasanya ketika pengucilan itu terjadi. Ka’ab bin
Malik , seorang sahabat yang mangkir tidak ikut pergi berperang Ia jujur
dan tidak membuat-buat alasan yang mengada-ngada saat ditanya
Rasulullah SAW. Setelah itu 40 hari lamanya serasa tak ada kehidupan.
Ditambah sang istri tak menemani. Kesepian dan kesedihan terus melanda
hatinya. Sampai akhirnya tibalah tawaran Raja Ghossan untuk mengajaknya
bergabung memberikan jabatan dan harta disisinya. Menarik sekali memang.
Akan tetapi Ka’ab kembali bertanya pada hatinya, diusiknya nuraninya.
Ia pun sadar dan menolak tawaran tersebut.Tibalah saat yang
ditunggu-tunggunya, Allah SWT mengampuninya lewat ayatnya :
“Dan
terhadap tiga orang yang ditangguhkan (penerimaan taubat) mereka,
hingga apabila bumi Telah menjadi sempit bagi mereka, padahal bumi itu
luas dan jiwa merekapun Telah sempit (pula terasa) oleh mereka, serta
mereka Telah mengetahui bahwa tidak ada tempat lari dari (siksa) Allah,
melainkan kepada-Nya saja. Kemudian Allah menerima Taubat mereka agar
mereka tetap dalam taubatnya. Sesungguhnya Allah-lah yang Maha Penerima
Taubat lagi Maha Penyayang.” (At Taubah : 118 )
Penuh
kesabaran dan keikhlasan. Itulah sifat nurani yang sebenarnya yang
mengantarkan Ka’ab bin Malik tetap teguh disaat-saat godaan datang. Di
jalan cinta para pejuang bersabarlah , bersyukurlah …
Disiplin
dalam cinta adalah ketaatan yang terjaga. Menyingkirkan semua ego
ketika Allah dan RasulNya menurunkan titahnya. Seperti luluhnya sifat
keras Umar tatkala perjanjian hudaibiyah (hal 300), patuhnya Hudzaifah
menyelusup ke kawanan Quraisy di tengah malam yang dingin (hal 303) dan
jadinya Shalahuddin tokoh pahlawan pembebas Al Aqsa walaupun pada
awalnya penuh keterpaksaan (hal 310).
Begitulah
sekilas tentang “Jalan Cinta Para Pejuang” , bagi orang-orang yang
senantiasa harinya dihiasi dengan cinta atau sedang mencari cinta yang
sejati dalam memperoleh kebahagiaan yang hakiki perlu sekali untuk
membaca buku ini. Insya Allah , kamu akan temukan jawabannya dan semakin
bertambah cinta padaNya.
Komentar
Posting Komentar