Sesering
apapun hari ini mengeluh,tetap saja itu semua sama sekali tiada artinya.
Toh,semua akan tetap berjalan sesuai dengan titah yang telah tergores di setiap
buku-buku takdir hidup. Sesering apapun kita memelas kasih dari sang pencipta
tak akan ada yang tercurah kalau hanya
mampu meminta tanpa pernah bergerak untuk menjadi lebih maju dan lebih dari
yang sebelumnya…
Setiap
hari ku berjalan melalui jalan-jalan kecil agar tak penat akan asap-asap
kendaraan mewah dan bersaing atau bahkan
berpacu kencang dengan kuda-kuda bermesin canggih buatan manusia. Dari
jalan-jalan itu aku banyak belajar akan makna hidup atau bahkan lebih dari itu.
Mungkin jalan itu teramat cantik, tiada lubang-lubang penyebab kecelakaan
kecil,suasana sekitar itu hanya disusun dengan pemandangan hijau pepohonan yang
masih segar dengan susunan rumah yang tidak mewah namun bersusun rapi tidak
hanya sebatas bangunan tua tak memiliki taman. Rumah itu tampak asri dengan
lengkap ditambahi bunga-bunga yang bermekaran didalam pot-pot kecil dengan
keanekaragaman warnanya. Tapi,mengapa orang tak banyak menjalaninya? Dan pernah
kah jalan itu menangis atau bahkan menutup dirinya?. Ya, aku tahu bahwa itu
benda mati yang tak dapat berkata apalagi ingin meronta. Apakah ia merasa adil
diletakkan ditempat yang jauh dari keramaian padahal ia sama baiknya dengan
yang lain,sama saja fungsinya. Apakah ia merasa cemburu dengan jalan-jalan
ditengah kota yang selalu saja dijalani hingga akibatnya tak mampu lagi
dihitung telah berapa banyak pempugaran jalan itu. Ku renumgi semua itu,ku
telusuri lagi hati ini semakin miris dan semakin sepi.
Bagaimana
aku,kalau lah jalan desa itu aku,jalan kecil itu adalah takdir ku. Apa yang
harus ku sikapi dan apa pula siasat ku? Namun yang lebih jelas lagi adalah
apakah aku siap berada pada posisi yang sama dengan kekurangan dan kelebihan
yang sama. Lantas kalau begitu wajarkah kalau hari ini aku menangisi semua yang
telah diberikan pada ku. Wajarkah kalau hari ini,aku menggerutu dengan segala
yang telah ku terima. Belajarlah untuk tetap menerima dan mensyukurinya lagi.
Jangan biarkan rasa itu lebih menggerogoti otak hingga menjadikan hati ini pun
kaku dan buta…
Ketika hidup terasa membelit diri,
Kegalauan mendera di hati,
Gelisah jiwa menjadi-jadi,
Ketika semua jalan terlihat buntu,
Solusi seakan tak berpintu,
Kepala seakan retak dipalu,
Tak paham lagi apa yang mesti dilakukan,
Tak tahu lagi jalan mana yang mesti dituju,
Hanya putus asa yang berlaku,
Ketika kabut kesedihan menelusup sanubari,
Kekecewaan menyeruak di hati,
Beban dosa terasa memenuhi,
Ketika penyesalan
menenggelamkan diri dalam air mata, apa yang dapat dilakukan untuk meringankan
beban di jiwa ???
Masih
kau mengingat ini kawan, Ibnu Al-jauzi pernah berkata “
aku pernah dihimpit permasalahan yang membuatku gelisah dan galau
berlarut-larut. Kupikirkan dan ku cari solusinya dengan segala cara dan usaha.
Tapi, aku tak menemukan satu jalan pun untuk keluar darinya. Namun, cepat ku
sadari bahwa satu-satunya jalan adalah Ketakwaan. Dan ketika jalan ketakwaan
itu ku tempuh,tiba-tiba Allah sudah lebih dulu menurunkan penyelesaian”.
Cobalah
untuk menjadi pribadi yang tenang dan menjaga jarak dengan emosi agar bisa
melihat semua permasalahan dengan mata jernih. Dan ingat juga perkataan Allah
wahai engkau yang selalu saja merasa tak nyaman dan tak juga pernah mampu
menyelesaikan semuanya :
“jadikanlah
sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh
berat,kecuali bagi orang-orang yang khusuk, (yaitu) orang-orang yang meyakini
bahwa mereka akan menemui Tuhannya,dan bahwa mereka akan kembali kepadaNya.” (Q.S Al-baqarah [2] : 45-46)
Akal
manusia terbatas,
Kadang
ego yang menjadi tuan,
Ketika
pilihan menjadi hak tak terbatas,
Kembalikan
semua pada Tuhan,
Allah,
Rabb semesta alam…
Lihatlah pelangi yang selalu memberi warna
tersendiri. Mengajari bahwa betapa indah yang hadir dalam kehidupan ini. Suka
duka,tangis tawa,seolah semua adalah bagian yang tak terpisahkan. Dan bila
disadari, bahwa semua itu menjadi hal yang indah untuk dinikmati.
Rabb…
Dalam
keheningan malam,
Ku
menyapa-Mu dalam doa,
Agar
kegelisahan ini lenyap,
Biar
semua yang terpendam tercurah nyata,
Dan
kini ku tersenyum puas,
Bahwa
Kau masih ada di sini untukku,
Untuk
menemani hari-hariku……
Bersyukurlah akan setiap tantangan
baru,karena akan membangun kekuatan dan karakter. Bersyukurlah untuk kesalahan
yang kamu buat,itu akan mengajarkan pelajaran yang amat berharga. Dan
bersyukurlah bila telah lelah dan letih, itu berarti berhasil membuat suatu
perbedaan.
Percaya
dan percayalah……
Komentar
Posting Komentar