Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2019

Menyendiri

Bagi pecinta diam, menyendiri itu sahabat kentalnya. Dulu, masih lagi menjadi warga negara sibuk, hal yang paling dirindu kan adalah menyendiri menjelang ashar hingga setelah ashar di hari jumat, di mesjid-mesjid yang sengaja di cari hari sebelumnya, nyaman untuk sekedar menyendiri. Menyendiri bagi pecinta diam, itu seni membahagiakan diri. Disana ia dengan mudah menyemangati diri sendiri, sekedar mengambil jeda untuk sedikit bermimpi jangka panjang, dan untuk mimpi-mimpi jangka pendek yang segera terealisasikan. Menyendiri bukan penyakit, ia hanyalah pelarian bagi orang-orang yang tak mudah berbagi. Ia bukan lah hal yang perlu dilarang, bagi mereka sang pecinta diam ini hiburan yang paling hakiki. Istilah menyendiri bukan berarti ia yang tiada siapa-siapa. Hanya saja, si pecinta diam ini sangat sukar mempercayai orang lain, ia tak percaya. Nanti kau juga mengerti.  Tadi ku katakan, Si pecinta diam tak mudah mempercayai. Berbagi itu erat dengan kepercayaan. Jadi, bisa kau ba

Memendam Bukan Pendendam

Aku Terlahir menjadi anak tengah dengan satu kakak perempuan dan satu satu adik laki-laki. Kehidupan kami layaknya orang biasa. Menjadi anak tengah itu dilema, ingin berkuasa ada kakak, ingin bermanja ada adik. Saking dilemanya ia menjadi pribadi yang sangat mandiri. Cukup piyaway dalam mengolah rasa. Mengerti kapan harus berkuasa dan kapan pula harus bermanja :P/  Namun, ada satu hal dampak yang tak terelakkan. ia menjadi pribadi yang cukup pintar memendam perasaan. Ia  cukup mapan untuk mengalihkan perhatian.  Kehidupan kecil ku biasa-biasa saja. Tak banyak hal yang mampu ku ingat, atau bahkan memori ku tak benar-benar menyimpan kenangan saat umur balita. Hanya potongan kecil yang mampu ku ingat, 90% kehidupan balita ku sirna begitu saja, bagaimana dulu pertama kali masuk TK atau ada kejadian besar apa yang terjadi diumur kala itu nyaris tak bersisa. Entahlah, mungkin dari kecil pun otak ku sudah cukup mampu menyaring hal apa yang perlu dikenang dan mana yang tak perlu. Aku hany

Kehilangan

Siapa yang tak punya barang kesayangan ? Saya salah satu manusia yang tak punya barang yang demikian. Namun 3 tahun lalu terasa berbeda. Dimulai diawal tahun 2016 dapat oleh-oleh dari ibu ketika pergi keluar kota, nama kotanya tak asing, oleh-oleh khasnya juag tak asing. Namun berkat hadiah itu, mengubah segalanya. Sampai pada akhirnya diakhir tahun, aku pula mengunjungi kota tersebut. Sampai dikota tersebut adalah hal yang di impikan. Untuk bisa kesana aku harus benar-benar menghemat. Belum lagi, setelah sampai disana harus berjibaku dengan sambutan lalu lintas kota yang menghancurkan semua cita-cita, tambah lagi udara dan lingkungan yang tidak bersahabat yang pada akhirnya harus bersahabat dengan rumah sakit, dan ditutup dengan hasil yang nyaris membawa ku ke puncak cita tertinggi namun apadaya tangan tak mampu memeluk gunung, jemari tak mampu menggapai langit, ya aku terjatuh ! Namun, setiap kesedihan pasti ada kebahagian. Diselipkan derita yang begitu perih, aku akhirnya b