Hari
dimana semua pekerjaan tiada, semua agenda telah terlunaskan namun semua
laporan harus dikerjakan yang kalau di hitung-hitung tinggi tumpukan yang harus
dikerjakan setara dengan tingginya orang dewasa sebut saja hari itu adalah hari
Kamis, Hari dimana yang malamnya disebut malam jum’at yang bagi sebagian orang
itu malam keramat. *Iyek
Saya
memutuskan untuk mencari satu tempat tenang yang tersedia wifi kencang biar ini
tugas selesai. *Tugas ini, membunuhku !!* Coba browsing pakai keyword Tempat
asyik nge-wifi di Medan” dan hasilnya itu hampir semua tempat yang disediakan
cukup menyita waktu untuk mencapainya karena letaknya lumayan jauh dari rumah. Setelah akhirnya
puyeng cari teman yang bisa diajak nongkrong sambil nepokin nyamuk yang menggrogo tapi sayanya autis dengan tugas
dan ternyata nihil akhirnya pergi sendiri, dan pada hasil akhirnya juga
nongkrong nge-net kali ini juga saya putuskan disekitaran kampus karena
tempatnya serig dilalui dan ramai orang kesana buat ngerjain tugas. Yups tanpa
pakai sholat istikharah saya mah langsung cyus setelah bertanya sebelumnya sama
salah seorang teman yang kosannya tepat dibelakang lokasi yang dipilih hari
ini. Sebut saja nama tempatnya Kopi Tiam Ong cabang dr Mansyur, kalau dari
kampus hanya 5 menit saja nah kalau dari rumah saya paling lama juga Cuma 15
menit.
Untuk
perlu diketahui saya bukan penikmat wifi kedai-kedai kopi. Ini untuk pertama
kalinya saya memberanikan diri keluar rumah hanya untuk berburu tempat wifi.
Disamping rumah yang saya tempati sudah memiliki wifi, saya juga buka orang
yang betah nogkrong autis dikeramain orang dan meminum secangkir kopi. Itu
bukan saya !! Tapi kenapa dengan hari ini ? Hari ini saya hanya ingin suasana
yang membahana, berisik biar bisa mencicipi dunia yang baru. Setidaknya kalau
ditanya mereka-meraka saya juga pernah merasakan hal yang seperti itu. Dan satu
alasan terbesar saya adalah supaya tidak terasuki setan tempat tidur yang
selalu menjadi musuh terbesar bila mengerjakan tumpukan tugas dirumah walau
pada akhirnya saya juga harus menerima resiko “Si asap Rokok”dan semua orang
akan melihat saya karena saya adalah orang yang paling autis kalau sudah
didepan seperangkat alat kerja. Saya mampu tidak berkedip dalam jangka waktu
yang cukup panjang dan mampu tidak melirik orang yang berada disebelah saya dan
yang pada akhirnya mereka akan berkesimpulan bahwa saya adalah “si autis dari
gua hantu” haha. Yes, satu lagi kenapa saya hari ini mau keluar karena saya
lagi libur sholat biasa jatah bulanan. :p
Tempat
yang kalau dilihat dari luar itu kusam, setelah masuk ke dalam enak banget.
Bersih, tatanan tempat duduk yang cukup rapi saya pikir. Saya adalah pengunjung
pertama. Saya tiba sekitaran jam setengah dua belas siang. Di sambut dengan
lagu-lagu tempo dulu. Pertama kali saya sampai disambut dengan lagu jawa yang
lirik nya itu “geuk asal ee sokotelo” nah alunan musiknya itu asyik walau pada
akhirnya saya lebih jelas mendengar suara kendaraan yang lewat *fuih. Terus
pelayanannya juga asyik. Mungkin kebanyakan orang yang datang itu bukan
anak-anak remaja yah bisa dibilang orang-orang dewasa jadi gak ada
recok-recoknya juga. Mungkin tempat ini di desain untuk para mereka yang autis
dengan hidupnya. Jadi, Apatis dengan orrang disekitarnya. Wkwkwwk
Susunan Kursi di bagian utama ruangan |
suasana nyaman kota Medan saat diguyur Hujan |
Sayangnya,
selama saya disini cuma bisa menikmati paket wifi yang tersedia di kedai kopi
ini hanya 20 menitan karena jaringan server mereka lagi bermasalah. Dari pada
pulang sia-sia toh tugas juga gak dikerjakan saya putuskan untuk membeli paket
Wifi-id yang bisa digunakan 12 jam bayarannya goceng. Hasilnyaaaa Alhamdulillah,
walau tetap lebih kencang wifi dirumah. Tapi Alhamdulillah sesuatu. Yang
pasti saya cinta suasana ini, saya suka dengan atsmosfere nya dan saya bisa
nyaman berada disini. Jadi manusia klasik tak selamanya kuno dan ringkih. So,
Lets say yes for vintage !!
susunan meja dan kursi yang cukup rapi |
Badak sarsaparila, minuman sejak dulu !! |
Overall, tugas saya berhasil ditaklukan . Saya jadi manusia kuno tapi masih tetap kekinian. Yang pasti, saya sedang jatuh cinta dengan ketenangan. Saat semua oang hilir mudik, saya bukan mendengar detakan sepatu necis mereka tapi backsound yang diputar di kedai yang satu ini. Cukup sangat bena-benar menyamankan dan mengademkan. Mulai dari lagu-lagu barat jaman opa-oma saya sampai lagu jawa khas gamelan, sungguh benar saya jatuh cinta !!
Di salah satu sudut ada satu pajangan dinding yang bertuliskan ;
Filosofi Kopi Tiam Ong
Secangkir pertama sebagai orang asing
Secangkir kedua bagaikan teman
Secangkir ketiga menjadi Saudara
Ide Sejak 1968
Ong Sun Ching
Sungguh saya benar jatuh cinta, Pada ketenangan dan kenyamanan !! Sepenuh cinta
SalVina
SalVina
Komentar
Posting Komentar