Rasa semudah itu berubah, padahal lagi berbunga seketika berubah begitu saja. Setelah itu hampa tanpa rasa. Bisa gitu ? bisa lah :) Apalagi yang menjadi kebiasaannya itu, senang nambahi bumbu. Maksudnya, biasanya dalam keadaan yang lagi sedih-sedihnya senang dengerin lagu yang mellow, yang nambahi suasana jd makin paraw wkwkw. Syahdu aja gitu kalau bumbu yang ditambah selaras dengan yang dirasa. Sepertinya, hati jauh lebih tenang dan lebih puas kalau mengikuti rasa yang sedang berkembang biak. Padahal secara ilmu psikologi anyar itu, rasa yang seperti itu harus dikelola bukan dikembangbiakan. wkwk
Namun satu tips yang selalu diterapkan adalah : Jangan memberi ruang kosong pada otak. Maksudnya teruslah untuk berpikir a.k.a bekerja. Satu tips yang manjur bin dahsyat. Enggak mungkin bakalah gagal. haha. Makanya kadang selalu berharap kalau lagi sedih dan hampa pas dihari kerja. Kan kalau di tempat kerja, iya kali, mengembangbiakkan rasa gundah gulana. Palingan tu, cuma jadi gak ramah dan pengen menyendiri. Nah, kalau bisa selagi gitu, disebelahnya kepala bagian atau atasan terus mereka duduk disebelah kita sambil ngasi kerjaan segambreng biar tiada alasan untuk larut dalam rasa kehancuran. haha
Konon katanya perasaan yang seketika mudah berubah disebut mood swing wkwk, eh salah bukan katanya tapi kata ku. ;p. Mood swing sering hadir saat tamu agung menghampiri disetiap bulannya. Sebagai seorang wanita yang juga mengalaminya, sering sekali mood swing jadi bagian yang sering disalahkan sebagai penghambat kerja harian. Dan terlebih menggangu saraf otak dikepala, karena jadi jauh lebih over thingking. Sekali lagi, ini pengalaman pribadi. HAHA
Sebagai penikmat rasa, aku lebih senang mengembangbiakkan kalau lagi tamu agung datang. Tapi kalau tamu agung gak datang, rasa yang masuk seperti angin lalu. yang hembusannya hanya menggoyangkan poni rambut gak sampai mengacak tatanannya. :p. Si penikmat rasa ini juga lebih senang menikmati sendiri, tidak ingin berbagi. Maka terkadang lebih tampak tidak memiliki teman, jarang berkomunikasi dan acuh pada orang lain. Karena terkadang menikmati rasa hampir sama dengan mengontrol rasa.
Sampai pada titik jenuh dari rasa yang berantakan, timbul kehampaan,dan bertanya-tanya untuk apa semua kegiatan ini dilakukan?. kemana muara kan berlabuh? pertanyaan demi pertanyaan menari di otak dan yang bisa menjawabnya adalah ikut sertakan nama tuhan, sekita pertanyaan berhenti menari dan berdiam tak berani muncul lagi. Benar bukan ?
Selamat menikmati rasa yang berantakan, dan bersemangatlah untuk menang
Sally
Komentar
Posting Komentar