Setelah beberapa waktu yang panjang menghilang, kini nyawa untuk menulis hadir kembali :)
-
-
Hari-hari di tahun 2020 cukup lama sekali berjalan, entah karena diisi dengan hal-hal yang positif atau entah karena menjalankannya sendiri wkwkw. Alhamdulillah, nikmat iman dan nikmat sehat masih tercurah melimpah ruah didiri ini. Bercerita tentang 2020, banyak hal yang terjadi sesuai dengan doa-doa panjang yang selama ini terhatur. Mulai memiliki profesi baru yang menjamin dan mengakibatkan kembali menetap di kota yang tetap menjadi doa untuk tinggal menetap.
Sepanjang perjalanan 2020, otak ku cukup banyak menyimpan memori baru yang sampai sekarang masih tersimpan rapi dan runut sesuai dengan alur cerita. Banyak hal baru yang hinggap entah itu sekejap atau bahkan lama bertahan. Tidak ! Tenang saja, aku takkan bercerita tentang pandemi hebat ditahun ini :p. Banyak hal yang tak terduga terjadi dan anehnya cukup menyita pikiran dan menguras tenaga. Manusia tetaplah manusia, Mulut meminta, hati berharap setelah diberi suka lupa diri.
Pikir ku, konsekuensi dari berdoa salah satunya adalah Diterima. Otomatis kalau diterima, semua hal yang diharapkan akan terjadi. Namun ada yang terlupa setiap yang diberi pula akan ada konsekuensinya. Tahun 2020, Tahun dimana akhirnya aku paham "setiap doa pasti akan ada konsekuensinya". Misal saja : aku meminta diberi pekerjaan baru, maka allah berikan sebuah pekerjaan yang diharapkan, selanjutnya aku pula harus menerima lingkungan baru, yang orang-orang didalamnya hanya satu dua yang aku kenal sebelumnya. Berjalan dengan waktu memahami orang-orang disekitar dan mulai merasa ada hal lain yang tidak diharapkan terjadi. Ada banyak hal yang benar-banar baru singgah, sampai suka bergumam di hati kok ada ya ? karena apa yang terjadi dan dilihat benar-benar tidak sesuai dengan nalar kepala ku. Kadang suka lupa, kalau ini semua adalah permintaan ku, secara tidak langsung. Kalau saja tidak meminta pekerjaan baru, pasti hal-hal seperti ini tidak pernah terjadi, Benarkan ? Dari sini pula akhirnya memahami bersyukur tidak hanya perkara materi. Point 1, check !
Tentang semua yang terjadi, tidak mungkin tak menyimpan pelajaran. Bahkan karena adanya interaksi dari hal-hal yang tak diharapkan hadir, begitu banyak pelajaran yang terjadi. Mulai suka intropeksi sendiri hingga banyak teguran yang dulu tidak pernah singgah, kini hadir mengubah semua. Sampai pernah ketitik insecure terus gak mau ngapa-ngapain, Masa bodoh !! Sensitif dan pemikir itu ciri khas yang terpatri pada sosok sally, semakin hari semakin tajam dan akhirnya mengerucut, hahaha. Mulai dari hanya memikirkan bahwa semuanya buruk, sampai mengganggap bahwa semua tidak ada. Tapi, ada yang mengganjal dengan produktivitas kinerja. Produktivitas semakin hari semakin merosot, datang terlambat, gak peduli dengan apa yang terjadi. Hasilnya, mulai memecah konsentrasi. Mulai mencari hal-hal yang dianggap menyenangkan sebagai pelarian. Berjalan waktu, memberi dampak tekanan yang cukup tinggi pada mental. Karena pada akhirnya sikap yang terjadi bertolak belakang pada sikap asli. Mulai mengalihkan emosi lewat hal-hal yang positif misal olah raga sampai pada akhirnya menerima bahwa ini adalah bagian dari permintaan ku. Point 2, Check !
Bersyukur dan menerima adalah satu kesatuan yang tak pernah terpisah. Di jaman muda, kata-kata ini sering diikrarkan di kepala dan ditanam dihati, ternyata bukan hanya pisau yang perlu di asah. Ini pula perlu, diasah dengan tingkatan kejadian yang lebih tinggi lagi. Lampau cerita hanya tentang pendidikan. Sekarang, bukan sekedar sampai disitu. Bukan, sayang ! Ini tentang bagaimana kau berinteraksi dengan segala jenis manusia, ini tentang bagaimana mengolah emosi sampai pada perang dengan diri sendiri. Perang pada diri sendiri ? Pandang ku, ini adalah salah satu bukti bahwa kita bertumbuh. Bertumbuh dari segi pemikiran, yang tadinya mau acuh jadi perang dengan diri karena proses bertumbuh membuat kita paham , kalau acuh satu sifat yang tidak baik. Itu perang kan namanya ? Perang sama diri sendiri, agar semakin tambah dewasa, Ini teori ku ! Teori yang akhirnya jelas tampak, dipenghujung tahun 2020, sayang :)
Ada banyak hal yang membuat kita bertumbuh menjadi yang lebih baik lagi. Teori yang mengatakan kita harus begini, namun kenyataan lingkungan memberi ruang untuk kita tak ingin bertingkah seperti itu. Karena apa ? Karena ego kan ? kita yang muda, kita yang harusnya mampu untuk bisa mencoba menarik ulur , bukan untuk menunjukkan kesombongan. Kita muda , kita mampu dan kita mesti hormat. Bukan karena kita muda, mampu , lantas sombong. Ini pernyataan yang akhirnya meluluhlantakkan ego. Kita muda dan mampu, namun waktu tetap tidak bisa mengubah kedudukan bahwa biar kita mampu , kita tetap junior. Rasa hormat bukan untuk tampak kalah, tapi untuk menang, menang melawan ego sendiri.
Sekali lagi ini bukan untu siapa-siapa, Tulisan ini didekasikan untuk diri sendiri, yang telah mampu menaklukan ego. Dengan tetap berjalan di garis kebenaran , bertahan untuk setiap keputusan dan berani mengakui kesalahan. Terima kasih sayang, kita kuat, mari nikmati jalan ini , :)
Dipenghujung terik matahari, sambil menahan lapar dan dahaga di Laboratorium Penelitian Terpadu USU - Medan
Sally Irvina Ritonga, S.Si
Komentar
Posting Komentar