Langsung ke konten utama

Upa - Upa Tondi ; Jutaan semangat Untuk Yang di Cinta

Assalamualikum opung-opung sudena :) *Sedaappp
Di post kali ini, si butet mau bercerita sedikit tentang kebudayaan. Agar nanti cucu keturunan paham akan adat istiadat :). Okesiip, karena udah di mulai dengan kata sapaan orang batak. Pasti sudah pada tau donk ya, adat istiadat dari negri mana yang saya akan bahas *tampang kece :p. Benar, kali ini saya ingin membahas tentang adat istiadat dari tanah batak, biar percaya dulu semua orang kalau saya punya darah batak jadi gak cuma sekedar dompleng nama belakang " Ritonga ". Horassss !! 

Ada yang sudah pernah mendengar " Upa-Upa " yups, menurut hasil googling sekejap dan bertanya pada tetua di keluarga ternyata kata " Upa-Upa Memiliki arti secara bahasa adalah pemberian. Sedangkan secara istilah adalah suatu ritual yang dilakukan oleh orang yang berhajat dengan mendoa’kan orang yang di upa- upa agar memperoleh kebaikan - Kutipan wawancara dari saudari Nurul Muthma’innah, IAIN- SU, sem I/ BKI IV, asal Panyabungan- Mandailing

 Nah, Upa-upa sendiri banyak ragamnya . Misal saja :
  •     Upa- upa  ; Biasanya dilakukan pada waktu pelaksanaan hajatan secara umum.
  •  Mangupa ; Mangupa/ Upah- upa Margondang dilakukan pada selamatan di saat seseorang anak laki- laki dari yang punya hajat mendapatkan suatu pekerjaan.
  •   Upa- upa Tondi ; Upa- upa tondi biasanya dilaksanakan bila ada seseorang dari kalangan mereka mendapat kecelakaan, upa- upa yang dimaksud di sini guna menjemput kembali semangat orang tersebut yang pudar pasca kecelakaan. Pada umumnya orang yang kecelakaan itu sering jera dan kurang mempunyai semangat hidup.
Kalau bercerita dengan yang namanya "Upa-upa" saya sudah mengenal tradisi ini sedari masih kecil, di keluarga tradisi ini masih sering dilaksanakan apalagi kalau sedang melaksanakan hajatan misalnya : pesta pernikahan ataupun khitanan tapi kalau hajatan ketika pemberian nama pada anak-anak yang baru lahir itu tidak pernah ada dan mungkin tidak pernah ada : P. Kenapa ? Jadi, sebenarnya ritual "upa-upa" ini erat kaitan dengan yang namanya "makan-makan" . Makanan "upah-upah" bukan sekedar makanan asal ; Asal suka, asal murah, apalagi asal praktis. Biasanya makanan diletakkan di dalam satu tampah besar yang di dalamnya terdapat ragam lauk pauk khas batak yang di tutupi oleh selendang. Lauk pauk khas batak misalnya ; Ayam panggang, Hati ayam dipanggang, atau arsik dan ada juga telur, yang kesemua lauk tersebut ada arti atau makna tersendiri. Setelah makanan rapi tersusun, makanan tersebut di kelilingi oleh para "patobang atau tetua di keluarga" dan diakhiri dengan menyulangkan target "upah-upah" secara bergantian.  Itu kenapa di acara " Hasosorang ni daganak atau kelahiran anak " tidak terjadi adegan "upah-upah" karena yang menjadi target belum bisa makan ayam panggap ;p 
Hasil gambar untuk nasi upah upah
penampakan nasi upa-upa *from mbah google ;p
Seperti yang telah saya jabarkan di atas, tradisi upa-upa adalah tradisi yang masih melekat kuat di keluarga saya. Terutama "upa-upa untuk acara hajatan" dan " upa-upa Tondi". Bercerita dengan adat istiadat tak pernah lepas dari yang namanya mitos. Nah, konon katanya "sisa" nasi upa-upa di acara hajatan pernikahan baik untuk para "lajang-ers'' yang dipercaya dapat mempercepat berakhirnya masa sendiri, sekali lagi "itu katanya!!"; mitos ini juga masih berlaku di sebagian kalangan keluarga saya :p. 
Beberapa hari yang lalu tepatnya tanggal 23 agustus 2016, dilaksanakan 'upa-upa tondi' guna menjemput semangat yang sedang sakit. Ya, belakangan ini kakak ayah atau yang biasa saya panggil 'bou' dalam fase pengobatan. tepat ditanggal pertambahan umurnya keluarga sepakat mengadakan proses tersebut biar makin semangat melawat sakit dan pulih kembali seperti sedia kala. Proses 'upa-upa tondi' kali ini sangat berbeda dengan sebelum-sebelumnya  yang pernah saya ikuti, kali ini itu lebih banyak air mata. Padahal acara tersebut telah dirancang untuk 'senang' sekaligus halal bin halal di bulan haram ;p. Jadi ceritanya keluarga besar saya bukan keluarga yang mainstream, disitu hari raya disitu halal bin halal :p :p *Keluarga kece:)

Saya mendaulat diri saya sendiri sebagai "EO" dadakan untuk hari tersebut. Supaya yang menjadi target terharu biru diputuskan untuk tidak memberi tahu apapun tentang acara tersebut, yah bisa dibilang semacam kejutanlah :). H-1, saya selaku "seksi kesibuk-an" drop ; yah semacam "hayati lelah" karena terus diguyur hujan sepulang dari nguli. Namun, bukan "seksi kesibuk-an" namanya kalau gak bisa jadi "wanita strong" :p, malah saya kala itu sempat berpikir untuk menghias rumah pakai balon-balon dengan tulisan-tulisan githu seperti anak-anak kekinian, sekalipun yang menjadi terget di atas 60 tahun :p #keluarga kece. H-1, acara disusun sedemikian rupa lengkap dengan sajian ragam makanan dari yang ringan sampai yang berat ngalahi beratnya badak sumatera :p

Hari H. Apa yang terjadi di hari ini. Semua rencana berserakan tapi bukan berantakan :). Pagi harinya, yang menjadi objek ternyata mengetahui acara tersebut dan kondisi yang menjadi objek secara tiba-tiba menurun drastis dan yang menjadi penjaga objek menjadi kelimpungan. Walhasil, persiapan untuk acara lumayan berserakan. Maklum, penjaga objek 'upah-upah' dan EO kala itu adalah orang yang sama. Acara direncanakan makan siang dengan yang menjadi tamu adalah "keluaraga siantar, tebing dan kuala simpang", di detik-detik acara yang menjadi objek upah-upah memberi perintah untuk tidak perlu mempersiapakan makanan jadi setelah semua datang baru di tanyakan apa mau masing-masing tamu. Singkat cerita di hari H, keter boneng !!

Lupakan keter boneng yang terjadi, lupakan segala hal yang membuat hari itu saya menjadi manusia "Un-Fashionable", lupakan kalau hari itu saya seperti supir angkutan umum dengan trayek jauh dekat dibayar 5000 ;p, karena mondar mandir keluar rumah dan tak lupa menyapa pak satpam dengan senyuman getir antara malu dan muka tembok, Lupakan ! So lets have fun with a party, Beibehhhhh

Beberapa dokumentasi di Hari-H, di hari H semua riweh, hectic kayak di pasar. Di sayap kiri suara anak-anak, sayap kanan suara tangisan para tetua, dan sayap tengah suara mamah mamah muda dengan sderatan perintah terhadap calon mamah-mamah :p. But surely, i am felling enjoy with this situation. That's the indicate kalau saya sering berada dalam keadaan under presure *smileee. Enjoy this documentation, taken by : Bou Ina ( Cucu opung ( R . Ritongan ) dan nenek ( Hj. Poniyem ) ke - 20 )

Ki-Ka ; Pembawa cuci tangan (bg.Togi), Pembawa nasi upa-upa (Fani), Pembawa kue tart (dila) dan pembawa piring (vivi)
Ayah And anak in action ( dorong-dorongan siapa yang jalan duluan )

Sulangan Pertama dari suami tercinta (a.k.a Amang boru)
Suapan Ke-2 From kakak tercinta ( A.k.a Bou Tebing )
Sulangan Ke-3 from Adik terkecil (a.k.a ayah Saya)
Sulangan ke-4 dari adik ke-4 (a.k.a Uak Siantar - Mamak bou ina)
Sulangan ke-5 dari adik ipar terkecil ( a.k.a ibu yuniar alias ibu saya )
   Note : Dokumentasi hanya sampai pada tetua saja :), Mau melanjutkan ternyata kamera lowbat. Nampak donk ya, gak punya persiapan untuk di dokumentasikan. Jadi, wajar donk ya, kalau hari itu semua yang hadir "Un-fashionable", huahahah 

Upa-Upa Tondi bukanlah satu tradisi sakral yang diharuskan. Bukan juga karena upa-upa tondi segala penyakit akan hilang. Namun, percayalah setelah itu akan banyak tumbuh semangat yang baru. Mengapa ? sacara psikologis orang yang dalam keadaan sakit itu suka merasa bahwa dirinya sudah tidak ada gunanya lagi, sudah tidak ada yang menyayangi lagi. Dengan diselenggarakannya tradisi tersebut, semua orang yang mencintai, akan dengan serta merta berada disekilingnya, mendampingi, menyemangati ringkasnya "ia tak lagi merasa sendiri", seperti hari ini ; Yang sakit berbahagia, bersemangat, tersenyum ceria dan yang pasti lebih beroptimis untuk menuntaskan dengan energi yang lebih kuat dari hari sebelumnya atau bahkan dari keadaan down pagi hari. Ya benar, pagi hari terasa sakit menggerogoti badan dan setelah bertemu dan bersua dengan orang-orang yang dikasih serasa "cinta telah menggerogoti jiwa" Rasa sakit jadi nikmat, rasa sendiri jadi ramai-riuh, rasa perih jadi bahagia. Thats the reason why i call this "Upa-Upa Tondi ; Jutaan Semangat Untuk Yang di Cinta

Hi there, entah siapa pun yang sedang dalam keadaan "nikmat sehat sedang diganti oleh sakit" ingatlah ini ; " "Hidup itu seperti sebuah drama, kadang sedih, senang dan sakit. Apapun yang sedang dialami sekarang bersyukurlah karena syukur akan membuat hidup lebih baik. Sekalipun sakit ! Semua pasti akan terlewati, bukankan tiada yang tak mungkin bagi Allah pencipta Alam semesta. Allah menyayangi hambanya bukan hanya dengan kenikmatan tetapi juga rasa sakit. Karena dengan rasa sakit itu, mereka akan lebih mensyukuri nikmatnya. Sakit hanyalah sebagai peghapus dosa-dosa yang terkadang tanpa tersengaja terjadi. "

And finally, i just wanna say this : " Never sad, never fear, we always wait your recovery time. We need you here to be our goal keeper and be our captain in the team. We are missing your sound of your laugh, we need your smile like sun shine, hope you get well soon.


With love, The member of "Gerobak China Pasir " ( Gerombalan cina dan batak susah di usir ) 


Sally Irvina Ritonga


P.S Dont try Upa-Upa Tondi For Getting spirit after broken heart :p

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hari #2

Resolusi  2024? Ih waw haha Kalau di googling arti resolusi itu "Suatu janji pencapaian". Ih waw sekali sally, semakin berat bahasannya. wkwk Alhamdulillah, otak di hari pertama bekerja sudah dipakai. Seminimal buat cari pengertian "RESOLUSI" haha = = = Sebelum berganti tahun 2024, ada ketemuan makan bakso dengan teman se-pe-lan-ta-ran yang ketika kumpul ada yang memberikan pernyataan entah pertanyaan :p, begini bunyinya " apa resolusi tahun 2024?"  dengan ringan dan yakin "GANTI HELM !". Setelah sampai di rumah, langsung mikir kenapa seringan dan senyaman itu mengucap resolusi untuk tahun mendatang. haha Setelah dirunut, ini masih mungkin loh ya, akhir tahun 2023 di tutup dengan indah karena semua berkas akhir tahun selesai sebelum masa tenggat berakhir [ Tumben 1 ] haha, terus akhir tahun ini sudah tidak lagi menjadi peserta ujian akhir semester [A lhamdulillah 1 ]. Rasa-rasanya manis campur asam, walau tetap ada moment roller coasternya, tap

Gadis Ponorogo

Kalian pernah bertemu dengan seseorang yang sangat menginspirasi ? Apa ? Belum ? hahah. Berarti kalau githu, saya duluan. Maksudnya saya duluan bertemu dengan orang yang seperti itu tak kurang dari 30 hari. Eitss, ini bukan 30 hari mencari cinta, namun ini 30 hari mencari jati diri dengan tujuan luhur menjadi manusia yang hakiki dengan kepribadian yang tinggi :))) *Tampang kece :)  30 hari terakhir ini, saya sangat bersyukur. Dikelilingi oleh orang-orang yang luar biasa. Terkadang saya suka mikir, bahwa diri ini selalu jauh dari syukur nikmat. Ingin rasanya, mengulang ke waktu lalu dan manarik kembali kata-kata yang penuh dengan kepesimisan setelah bertemu dan berada pada lingkaran yang luar biasa ini. Terlalu banyak intro, takutnya jadi gak penting terus nambahin dosa para reader karena bersumpah serapah pada tulisan gak penting ini !! *Tampang kece lagee :))) Beberapa hari yang lalu, salah satu dari mereka sebut saja namanya melati. Eh salah dink, Namanya Trisna Ari Rosinta